Cara Mengurangi Retailer Churn dengan Program WhatsApp Loyalty

Topics:

Nov 28, 2024 • 6 min read

Reduce Retailer Churn with AI WhatsApp Loyalty

Menjaga relasi yang kuat dengan para retailer sangat penting bagi prinsipal. Ketika seorang retailer berhenti bekerja sama dengan brand Anda, kerugian yang bisa dirasakan lebih dari berkurangnya transaksi penjualan saja.

Retailer churn dapat menurunkan visibilitas produk Anda di pasar, melemahkan posisi brand Anda, menurunkan revenue, dan mengganggu stabilitas keseluruhan bisnis Anda.

Cost Tersembunyi dari Retailer Churn

Retailer yang churn menghadirkan tantangan serius bagi principal. Kehilangan retailer tidak hanya mengurangi sales saat ini, tetapi juga mengganggu strategi bisnis Anda. Dengan lebih sedikit retailer yang menjual produk Anda, pangsa pasar Anda pun akan menyusut.

Selain itu, Anda menghadapi sales flow yang tidak konsisten sehingga sulit memprediksi dan mengelola stok barang. Gangguan ini meningkatkan biaya operasi karena mencari dan onboarding retailer baru memerlukan waktu, resources, dan biaya yang tidak sedikit.

Tingkat churn yang tinggi juga menyulitkan untuk menjaga konsistensi brand presence di pasar. Ketika retailer memutuskan stop menjual barang Anda maka Anda akan kehilangan visibility sehingga lebih sulit menjangkau konsumen akhir.

Mengurangi tingkat churn di kalangan retailer bukan hanya masalah operasional; hal ini juga penting agar bisnis tetap kompetitif dan terus berkembang. Anda perlu berinvestasi ke solusi dan teknologi yang dapat mempertahankan partner retail Anda untuk memastikan stabilitas dan profitabilitas bisnis.

Ragam Penyebab Retailer Churn

Memahami akar penyebab retailer bisa churn dapat membantu principal mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Mulai dari engagement yang dipersonalisasi hingga insentif yang fleksibel, menangani masalah ini sejak dini dapat mencegah churn dan memperkuat hubungan mutual jangka panjang.

1. Kurangnya Engagement dan Support

Retailer cenderung pergi ketika merasa diabaikan. Produsen yang gagal memberikan komunikasi tepat waktu, dukungan rutin, atau insentif yang dipersonalisasi menciptakan rasa disconnect.

Retailer perlu merasa dihargai dan didukung; tanpa strategi engagement yang berkelanjutan, mereka akan merasa tidak puas dan mulai mencari alternatif. Kurangnya pendekatan proaktif melemahkan hubungan dan meningkatkan kemungkinan churn.

2. Program Loyalty & Insentif yang Ketinggalan Zaman

Program loyalty tradisional sering kali tidak memenuhi kebutuhan retailer yang terus berkembang. Program yang menawarkan reward umum atau sulit diakses gagal menarik minat.

Retailer saat ini mengharapkan pengalaman mengikuti program insentif yang sejalan dengan tujuan bisnis mereka. Ketika program loyalty dan insentif tidak memberikan manfaat yang berarti atau memerlukan usaha berlebihan untuk mencapai targetnya, retailer akan kehilangan motivasi untuk berpartisipasi dan pada akhirnya churn.

3. Daya Tarik Kompetitor

Kompetitor Anda selalu mencari cara untuk menarik partner retail Anda. Jika kompetitor menawarkan insentif yang lebih baik, komunikasi yang lebih efisien, atau program loyalty dan insentif yang lebih menarik, retailer mungkin memutuskan untuk beralih.

Janji margin yang lebih tinggi, proses onboarding yang lebih mudah, atau reward yang lebih spesifik dapat membuat retailer mepertanyakan program Anda dan membuat Anda rentan menghadapi kemungkinan churn.

4. Insentif Kurang Fleksibel

Retailer menginginkan fleksibilitas dalam cara mereka memperoleh dan menukarkan reward atas repeat business mereka. Pendekatan “one-size-fits-all” sering kali tidak sesuai dengan beragam kebutuhan mitra retail.

Ketika principal menawarkan struktur loyalty yang kaku dan tidak disesuaikan dengan preferensi masing-masing retailer, akan semakin sulit mempertahankan engagement mereka. Kurangnya pilihan hadiah juga dapat membuat retailer frustrasi dan memilih kompetitor yang menawarkan hadiah lebih fleksibel dan menarik.

5. Komunikasi yang Tidak Konsisten

Komunikasi yang rutin dan konsisten adalah kunci dalam menjaga hubungan baik dengan retailer. Ketika principal gagal menjaga komunikasi terbuka, retailer merasa disconnect.

Baik itu dalam menanggapi pertanyaan maupun memberikan info tentang promosi dan support, gangguan dalam komunikasi ini dapat menyebabkan frustrasi. Retailer lebih mungkin churn ketika merasa tidak mendapatkan support atau tertinggal informasi.

6. Penyelesaian Masalah yang Tidak Memadai

Retailer menghargai penyelesaian masalah yang cepat dan efektif. Jika mereka menghadapi masalah, entah itu dengan persediaan produk, pengiriman, atau dukungan promosi, dan masalah ini tidak segera diselesaikan, frustrasi akan meningkat.

Ketika masalah terus berlanjut tanpa solusi, retailer merasa tidak disupport, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk berhenti dan mencari support yang lebih baik di brand lain.

7. Gagal Adaptasi dengan Perubahan Kondisi Market

Retailer harus menghadapi perubahan cepat dalam perilaku konsumen, tren pasar, dan tekanan ekonomi. Jika principal gagal menyesuaikan strategi mereka untuk membantu retailer menghadapi perubahan ini, mereka berisiko tidak relevan lagi di mata customer.

Retailer membutuhkan partner yang dapat memberikan panduan, fleksibilitas, dan solusi inovatif agar tetap kompetitif. Ketika principal tidak mengikuti dinamika market, retailer akan mencari support dari brand lain.

Mengapa WhatsApp Loyalty Dapat Menjadi Game-Changer untuk Mengurangi Retailer Churn?

WhatsApp loyalty merupakan program loyalty yang menggunakan WhatsApp sebagai channel utama untuk berkomunikasi dengan retailer maupun customer. WhatsApp loyalty menggunakan AI chatbot untuk berinteraksi secara real-time. Selain itu, retailer pun tidak perlu mendownload aplikasi tambahan untuk mengikuti program dari principal ini, sehingga program loyalty & reward menjadi lebih sederhana dan mudah diakses siapa saja.

Berikut cara kerja program WhatsApp loyalty untuk menjaga engagement dan hubungan baik dengan retailer:

1. Interaksi Langsung yang Mudah

WhatsApp AI chatbot membuat komunikasi dengan retailer menjadi lebih sederhana. Dengan mempermudah interaksi, retailer dapat menghubungi principal kapan saja mereka memiliki pertanyaan atau membutuhkan support.

Respon dan pembaruan instan yang diberikan chatbot menghilangkan keterlambatan dan mengurangi hambatan yang sering menyebabkan frustrasi. Tingkat aksesibilitas seperti ini membuat retailer merasa dihargai dan tetap terhubung tanpa harus menunggu jawaban terlalu lama.

2. Program Loyalty yang Dipersonalisasi

Salah satu keunggulan utama chatbot AI adalah kemampuannya untuk membuat dan mengelola program loyalty yang dipersonalisasi. Retailer menerima penawaran, promosi, dan reward yang sesuai dengan kebutuhan dan kinerja mereka, memastikan insentif terasa relevan dan memiliki value.

Pendekatan personal ini menjaga keterlibatan retailer dalam kemitraan dan mengurangi godaan untuk beralih ke penawaran kompetitor. Dengan menjaga program loyalitas tetap fresh dan dinamis, WhatsApp chatbot membantu mempertahankan retailer dalam jangka panjang.

3. Insight Berbasis Data

Chatbot AI mengumpulkan data penting tentang interaksi, perilaku, dan preferensi retailer. Dengan terus memantau data ini, principal dapat memahami tingkat engagement dan loyalty retailer. Hal ini memungkinkan Anda untuk mengantisipasi potensi risiko retailer churn sebelum masalah berkembang.

Dengan informasi ini, principal dapat secara proaktif melakukan strategi retensi yang tepat sasaran, seperti memberikan hadiah reward yang dipersonalisasi atau support tambahan untuk mencegah retailer kehilangan minat dengan program loyalty brand Anda.

4. Otomatisasi dengan Sentuhan Personal

Chatbot AI secara efisien menangani tugas-tugas berulang seperti memproses pesanan, mengirim info promosi, atau mengelola poin loyalty, sambil tetap menjaga interaksi yang dipersonalisasi. Chatbot memastikan setiap retailer merasa mendapatkan perhatian yang personal, meskipun sebagian besar prosesnya otomatis.

Keseimbangan antara efisiensi dan personalisasi ini membantu menjaga hubungan yang kuat dengan retailer tanpa membebani operasional, memastikan retailer tetap engaged dan berkomitmen.

Wrap up!

Menjaga tingkat engagament dan retensi retailer memang menjadi tantangan besar, tetapi mengadopsi solusi inovatif seperti WhatsApp loyalty dengan AI chatbot adalah langkah strategis untuk tetap unggul dalam persaingan.

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi dalam teknologi yang mempermudah komunikasi dan memperkuat hubungan jangka panjang. Dengan memanfaatkan teknologi berbasis AI, produsen dapat membangun jaringan retail yang lebih kuat dan loyal.

Sebagai platform loyalty dan reward terkemuka, Tada menyediakan solusi program WhatsApp loyalty yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan unik berbagai industri. Request demo kami sekarang dan ketahui lebih banyak tentang bagaimana Tada dapat membantu Anda meningkatkan strategi retensi retailer dan mendorong pertumbuhan bisnis yang sustainable.

Request a Demo

Profile

Nuraini

Content marketing specialist