Advocacy Marketing, Cara Promosikan Bisnis Melalui Social Commerce

Jul 22, 2021 • 5 min read

Delivery-Order-Permudah-Pengiriman-di-Masa-Pandemi-vektor

Semakin banyak cara untuk menjangkau pelanggan agar melakukan pembelian dan meningkatkan revenue. Salah satu cara yang tengah berkembang adalah social commerce, dimana bisnis menggunakan bantuan dari pelanggan ataupun karyawan mereka sendiri untuk menjadi reseller. Selain itu, social commerce merupakan strategi menjanjikan untuk menciptakan sales channel baru bagi bisnis terlebih semakin padatnya online marketplace. 

Lalu, bagaimana cara mendorong pelanggan mempromosikan bisnis Anda? Caranya adalah dengan advocacy marketing yang disertai pemberian insentif. TADA menciptakan solusi untuk bisnis yang ingin menerapkan advocacy marketing sebagai cara promosi melalui social commerce. Mari simak solusinya bersama!

Mengapa advocacy marketing?

Pelanggan semakin selektif terhadap produk dan layanan yang mereka beli. Penelitian dari Nielsen membuktikan bahwa 83% pelanggan mempercayai rekomendasi yang mereka dapatkan dari keluarga dan teman mereka. Karenanya, advocacy marketing atau teknik promosi dimana pelanggan sendiri yang mempromosikan bisnis ke kerabat mereka, adalah strategi yang sangat efektif. Selain itu, strategi ini pun memakan biaya jauh lebih murah daripada penggunaan media iklan ataupun selebriti sebagai endorser Anda.

Penelitian dari Nielsen membuktikan bahwa 83% pelanggan mempercayai rekomendasi yang mereka dapatkan dari keluarga dan teman mereka.

 

Menggabungkan konsep advocacy marketing dengan social commerce

Jika pelanggan setia siap menjadi advocate yang dengan senang hati mempromosikan produk Anda, mengapa tidak mendorong mereka lebih lagi melalui social commerce? Menurut McKinsey, social commerce diperkirakan sebagai strategi bisnis yang sangat menguntungkan dengan nilai yang diestimasi akan bertumbuh 8 kali lipat dari $3 juta pada tahun 2017 menjadi $25 juta pada tahun 2022.

Selain itu, dengan lebih dari 170 juta pengguna media sosial Indonesia merupakan pasar yang sangat cocok untuk melakukan penjualan. Karena media sosial merupakan channel yang jauh lebih mudah dan luas digunakan daripada marketplace online, Asia Social Commerce Report dari Paypal menilai media sosial memiliki entry barrier yang sangat mudah dimasuki oleh bisnis manapun. Tentunya, caranya adalah melalui memberdayakan sebanyak mungkin pelanggan menjadi reseller Anda di media sosial!

Dengan app social commerce TADA untuk bisnis Anda, setiap aktivitas advocacy dari pelanggan terpantau dan pelanggan akan mendapat pembagian hasil atau komisi untuk setiap penjualan yang mereka berhasil lakukan. Berikut beberapa fitur dari app social commerce dari TADA untuk bisnis Anda. 

  1. Member get customer

    Di app social commerce TADA, siapapun bisa menjadi reseller Anda termasuk pelanggan dan karyawan. Setiap reseller dapat berjualan melalui link referral unik yang dapat mereka bagikan ke siapapun via media sosial atau chat. Referral tersebut akan membawa calon pelanggan ke katalog produk yang mereka tawarkan. Pelanggan dapat memesan langsung dari katalog tersebut dan produk akan dikirimkan ke alamat mereka.

  2. Advocate commission payout

    Dengan app social commerce ini, Anda tidak perlu lagi mencatat penjualan dan pembayaran komisi secara manual. Setiap penjualan yang berhasil akan terekam di dashboard TADA secara aman dan akurat, dan advocate commission atau pembagian hasil untuk masing-masing reseller akan terhitung secara akurat. Kemudian, reseller dapat mentransfer advocate commission mereka ke bank maupun e-wallet mereka.
     
  3. Member get leads

    Selain link referral untuk berjualan, reseller Anda juga memiliki link referral lain yang dapat dibagikan untuk mengajak temannya Reseller Anda akan mendapat reward ketika leads yang mereka undang ikut bergabung dan mulai menjual produk Anda.

  4. Riwayat aktivitas dan transaksi

    Reseller dapat melihat penjualan yang telah mereka lakukan serta advocate commission yang berhasil mereka dapatkan secara real-time dengan tampilan yang jelas dan mudah dimengerti. Dengan begitu, mereka dapat mengevaluasi performa mereka sendiri dan juga melakukan penarikan advocate commission kapanpun mereka inginkan.

  5. Dashboard analitik TADA

    Dashboard dari TADA membantu Anda melihat total reseller, transaksi terjadi, jumlah reseller yang berhasil mereka undang, serta nilai advocate commission masing-masing. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui siapa reseller Anda dengan performa terbaik dan memberi rewards yang sesuai.
    Selain itu, dashboard juga membantu Anda terus terhubung dengan reseller Anda melalui pengiriman pesan personalized baik lewat email, SMS, ataupun push notification. Anda dapat memberi informasi terkait penawaran terkini yang Anda miliki ataupun menyemangati mereka untuk melakukan penjualan lewat push notification.

  6. Online shop web plugin

    Di luar app social commerce untuk bisnis, Anda pun akan mendapatkan online shop web plugin yang bisa ditempatkan di website, profil media sosial, ataupun email. Online shop web plugin ini berisi ajakan serta informasi tentang program advocacy marketing Anda sehingga semakin banyak orang akan melihatnya dan tertarik bergabung menjadi reseller.

Menurut McKinsey, social commerce diperkirakan sebagai strategi bisnis yang sangat menguntungkan dengan nilai yang diestimasi akan bertumbuh 8 kali lipat dari $3 juta pada tahun 2017 menjadi $25 juta pada tahun 2022.

Di tengah ketatnya persaingan penjualan melalui marketplace online, social commerce adalah salah satu channel berjualan menjanjikan yang dapat Anda coba. Mari tingkatkan revenue bisnis melalui penerapan advocacy marketing dalam social commerce Anda! Hubungi TADA dan kami akan dengan senang hati menciptakan app social commerce yang sesuai dengan bisnis Anda!

Request a Demo

Profile

Nida Amalia

A lifetime learner. SEO and Content Marketing Specialist who loves art, music, and movies.