Advocacy marketing merupakan strategi pemasaran yang bekerja berdasarkan kepercayaan konsumen terhadap konsumen lainnya. Saat konsumen melihat sebuah iklan atau mendengarkan penjelasan dari sales person perusahaan, mereka cenderung berpikir kalau semua rekomendasi
yang diberikan dilakukan atas dasar bisnis alias untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Berbeda halnya ketika konsumen mendapatkan rekomendasi dari konsumen lainnya baik secara online maupun offline, mereka akan berpikir referral tersebut dilakukan atas dasar pengalaman langsung.
Selain itu, membagikan sesuatu yang sifatnya positif juga menjadi salah satu hal yang sudah dibangun dalam psikologi manusia. Saat Anda menemukan restoran yang menjual makanan super enak namun murah misalnya, tentu ingin sekali kan, membagikan informasi tersebut kepada orang-orang terdekat? Sama halnya seperti advocacy marketing, ketika konsumen merasa puas dengan produk Anda, maka dengan suka rela mereka akan merekomendasikannya kepada orang lain.
Namun bagaimana agar advocacy marketing ini berjalan dengan lebih baik dan memberikan hasil maksimal? Lima hal berikut ini jadi pondasi terpenting yang perlu Anda perhatikan:
1. Jual produk dengan kualitas terbaik
Ya, semuanya berawal dari produk Anda. Sebaik apapun layanan yang Anda berikan, namun jika kualitas produk yang dijual kurang baik, maka tetap saja konsumen akan mengeluh. Sebaliknya, meski pelayanan Anda kurang prima namun produk yang Anda jual sangat mengesankan, maka secara umum konsumen akan tetap merasa puas. Jangan hanya menjual produk yang layak digunakan, namun buatlah produk yang bisa memudahkan kehidupan konsumen.
2. Berikan pengalaman terbaik untuk konsumen
Saat Anda berlibur ke sebuah tempat dan mendapati pemandangan super menakjubkan, memori akan hal ini akan terus terekam. Bahkan setelah pulang dari liburan, Anda masih akan terus membicarakannya dan menceritakannya kepada orang-orang terdekat. Hal yang sama juga perlu Anda ciptakan saat konsumen berbelanja. Berikan pengalaman terbaik untuk konsumen melalui pelayanan yang sangat ramah dan helpful, membuat website yang user friendly, atau memberikan momen unboxing yang tak terlupakan dengan kemasan produk berbeda dari yang lain.
3. Pastikan merespons setiap komplain
Sebaik apapun produk yang Anda jual, akan selalu ada konsumen yang merasa tidak puas. Hati-hati, mereka bisa menjadi sumber dari review negatif yang beredar di media sosial. Maka dari itu, penting sekali bagi Anda untuk segera merespons setiap komplain dan kekecewaan dari konsumen sebelum hal tersebut berubah jadi kemarahan. Mengirim email permintaan maaf saja mungkin belum cukup, Anda perlu melakukan pendekatan yang lebih personal misalnya dengan menelepon atau mengirimkan sesuatu sebagai bukti penyesalan kepada konsumen.
4. Buat return police yang menguntungkan konsumen
Banyak sekali konsumen yang membaca return police terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian secara online. Hal ini dikarenakan konsumen khawatir jika produk yang diterima tidak sesuai dengan ekspektasi dan mereka tidak memiliki pilihan untuk mengembalikannya. Maka dari itu, pastikan Anda membuat return police yang adil dan menguntungkan konsumen. Setidaknya, berikan konsumen kesempatan untuk menukarkan produk dengan yang lain jika memang mereka merasa tidak puas.
5. Bangun hubungan baik dengan konsumen
Pada dasarnya advocacy marketing sangat bergantung pada hubungan baik antara brand dengan konsumen. Itulah mengapa penting sekali membangun engagement dengan konsumen. Cobalah untuk memberikan pelayanan bukan hanya sebagai kewajiban, namun juga karena Anda ingin memberikan kebahagiaan kepada setiap konsumen.
Butuh proses dan waktu untuk dilakukan, namun advocacy marketing jelas layak Anda coba jika ingin meningkatkan bisnis dengan kepercayaan konsumen.