Tren Program Loyalty yang Diprediksi Mendominasi 2026

Topics:

Des 18, 2025 • 9 min read

Loyalty Trends

Loyalty di 2025 terlihat jauh berbeda dibanding beberapa tahun sebelumnya. Program loyalty berkembang dari sistem “earn-and-burn” sederhana menjadi ekosistem yang lebih dinamis, berbasis data, dan mampu memberikan nilai instan, pengalaman yang lebih personal, serta engagement yang lebih kuat.

Bagi brand, loyalty bukan lagi soal mendorong repeat purchase, tetapi bagaimana membangun hubungan yang lebih bermakna dan menjadi bagian dari keseharian pelanggan.

Ada tiga hal yang mendorong transformasi ini:

      • AI-powered personalization, yang membuat pengalaman berinteraksi dengan brand terasa semakin relevan bagi setiap individu.
      • Kebutuhan akan instant redemption, di mana pelanggan menginginkan reward yang bisa langsung digunakan, misalnya saldo e-wallet, bisa bayar QRIS, atau e-voucher untuk belanja.
      • Shift ke experiential loyalty, karena konsumen semakin menghargai emotional value, eksklusivitas, dan fleksibilitas, bukan sekadar diskon.

Ketiga perubahan ini membentuk ekspektasi baru pelanggan dan mengubah cara brand bermain di ranah loyalty. Masuk ke 2026, brand yang melakukan adaptasi lebih cepat akan menjadi champion dalam hal retention, loyalty, dan grow untuk jangka panjang.

Insight Dari Tahun 2025 yang Akan Jadi Kunci Keberhasilan di 2026

1. AI & Hyper-Personalization: Dari Segmentasi ke Level Individu

Brand semakin serius berinvestasi dalam platform loyalty berbasis AI dan tools analitik untuk memahami pelanggan secara lebih detail. Tidak lagi mengandalkan promo generik per quarter, tetapi memberikan penawaran yang disesuaikan dengan riwayat belanja, preferensi, hingga konteks real time seperti waktu, musim, atau pola pembelian.

Open Loyalty melaporkan 58% brand memprioritaskan personalisasi sebagai investasi utama loyalty tahun 2025, dan Hubble menemukan peningkatan signifikan pada redemption dan engagement bagi brand yang menerapkannya.

Kenapa hal ini penting untuk 2026 dan seterusnya

Pelanggan sudah terbiasa dengan pengalaman yang serba personal—mulai dari streaming, e-commerce, hingga mobile apps. Wajar bila mereka mengharapkan hal yang sama dari program loyalty.

Di 2026, brand yang tidak melakukan personalisasi akan tertinggal karena dengan AI brand bisa:

      • Memprediksi reward dan momen yang paling pas bagi tiap pelanggan
      • Memberikan penawaran yang relevan tanpa terasa spammy
      • Meningkatkan retention dan LTV karena pelanggan merasa benar-benar dipahami

Apa yang perlu dilakukan brand

      • Bangun infrastruktur data dari berbagai touchpoint (web, app, toko, payment).
      • Manfaatkan model AI/ML untuk predictive segmentation dan rekomendasi hadiah.
      • Gunakan KPI yang tepat: redemption uplift, repeat purchase, engagement per user

2. Instant Value & Payment-Native Loyalty: Karena Semua Orang Mau Serba Cepat

Perkembangan digital payment, mobile wallet, dan mekanisme redemption instan membuat program loyalty semakin terasa seperti “digital cash.” Pelanggan tidak mau menunggu hadiah fisik; mereka ingin point atau value yang langsung bisa digunakan.

Di Indonesia, tren ini berkembang pesat. Report dari ResearchAndMarkets.com 2025 menegaskan integrasi program loyalty dengan e-commerce, mobile wallet, dan payment ecosystem semakin masif.

Kenapa hal ini penting untuk 2026 dan seterusnya

Instant value akan menjadi baseline. Program loyalty bukan lagi soal mengumpulkan poin; tapi tentang value yang langsung bisa dipakai; seperti bisa ditukar ke saldo e-wallet.

Brand yang tidak menyediakan redemption yang cepat dan fleksibel berisiko ditinggalkan. Sebaliknya, brand yang memperlakukan loyalty balance seperti cash-equivalent akan mendapat engagement jauh lebih tinggi.

Apa yang perlu dilakukan brand

      • Sediakan opsi partial redemption, micro spending dan pay-with-points.
      • Pastikan proses redeem semudah transaksi biasa: cepat, jelas, tanpa ribet.

3. Dari Poin ke Gamification & Experience-Based Loyalty

Di 2025, banyak program loyalty bergerak dari model poin tradisional menuju gamified experience dan rewards berbasis pengalaman. Menurut Open Loyalty, lebih dari 45% brand melihat gamification sebagai faktor paling efektif untuk meningkatkan engagement. Contohnya:

      • Missions, challenges, dan milestone
      • Tier loyalty atau membership premium untuk akses VIP
      • Surprise rewards, early access, atau benefit berbasis komunitas

Kenapa hal ini penting untuk 2026 dan seterusnya

Konsumen makin value-conscious, tetapi transactional value tidak lagi cukup. Loyalty jangka panjang dibangun melalui emosi, pengalaman, sense of belonging, dan eksklusivitas.

Di 2026, program loyalty yang hanya mengandalkan diskon akan kalah dari program yang memberikan fleksibilitas dan pengalaman yang memorable.

Apa yang perlu dilakukan brand

      • Implementasi gamification seperti progress bar, badge, dan milestone reward.
      • Tawarkan premium perks seperti early access dan exclusive drops.
      • Biarkan pelanggan memilih hadiah atau reward yang paling sesuai bagi mereka.

4. Penggunaan Loyalty Program Naik, Loyalitas ke Brand Justru Turun

Data menunjukkan paradoks menarik: partisipasi dalam loyalty program meningkat, tapi emotional loyalt ke brand justru melemah. Survei Emarsys menunjukkan brand loyalty turun dari 77% (2022) ke 69% (2024). Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan kini lebih “loyal” pada insentif, bukan ke brand.

Kenapa hal ini penting untuk 2026 dan seterusnya

Artinya, loyalty program bukan lagi “nice to have”, tapi harus ada. Tanpa program yang relevan, pelanggan mudah berpindah. Dengan program yang tepat, brand tetap bisa menjaga engagement meski emotional loyalty menurun. Formula program loyalty di 2026 adalah: value + relevansi + kemudahan.

Apa yang perlu dilakukan brand

      • Jadikan program loyalty sebagai strategi inti, bukan pelengkap.
      • Berikan value yang nyata dan konsisten.
      • Pantau KPI penting seperti: redemption, repeat purchase, CLV, dan churn.

5. Data, Privasi, dan Interoperabilitas: Fondasi Loyalty Modern

Saat loyalty semakin digital, kebutuhan akan sistem yang aman, transparan, dan interoperable makin besar. Pelanggan menginginkan:

      • Data yang dikelola dengan aman
      • Poin loyalty yang fleksibel digunakan across channel
      • Pengalaman yang seamless

Bahkan, semakin banyak program loyalty yang bergerak ke arah cross-brand ecosystems atau coalition loyalty.

Kenapa ini penting untuk 2026

Tanpa fondasi data yang kuat dan interoperabilitas, program loyalty akan terasa terfragmentasi dan tidak aman. Di era di mana pelanggan menginginkan pengalaman yang seamless, hanya brand dengan infrastruktur digital matang yang akan unggul.

Apa yang perlu dilakukan brand

      • Investasi pada privacy, consent management, dan security.
      • Eksplorasi peluang loyalty lintas brand untuk menambah value bagi member.
      • Pastikan poin loyalty bisa digunakan cross-channel dan cross-payment.

6 Prediksi Tren Loyalty di 2026

Tada marketplace loyalty programs

Berdasarkan perkembangan sepanjang 2025, inilah tren program loyalty yang diprediksi mendominasi tahun 2026:

  1. Instant Value Menjadi Minimum Requirement
    QRIS payment, e-wallet redemption, dan fleksibilitas opsi reward akan menjadi standar.
  2. AI Personalization Harus Seimbang dengan Trust & Privacy
    Berdasarkan perkembangan sepanjang 2025, inilah tren program loyalty yang diprediksi mendominasi tahun 2026:
  3. Rewards-as-currency Makin Kuat
    Poin loyalty akan lebih mirip ke “digital cash” yang dapat digunakan lintas merchant.
  4. Experiences > Discount, Terutama untuk Gen Z dan Young Milenial
    Generasi muda lebih menghargai eksklusivitas, komunitas, dan pengalaman.
  5. Engagement Jadi KPI Utama
    Bukan sekadar jumlah member, tapi seberapa aktif dan berkontribusi pada revenue.
  6. Loyalty Menjadi Bagian dari Ekosistem Digital yang Embedded
    Integrasi loyalty ke e-commerce, mobile wallet, hingga WhatsApp akan membuat customer journey semakin seamless; bahkan tanpa app tambahan.

Wrap up!

Tahun 2025 bukan sekadar fase perkembangan, tetapi titik evolusi program loyalty. Dari skema poin yang kaku, loyalty kini menjadi sistem yang jauh lebih cerdas, fleksibel, dan customer-centric.

Di 2026, brand yang sukses adalah mereka yang bisa memberikan:

      • Value yang langsung bisa digunakan
      • Pengalaman yang personal
      • Reward yang fleksibel
      • Journey yang membuat pelanggan merasa terlibat dan dihargai

Loyalty bukan lagi soal memaksa pelanggan tetap setia ke brand, tetapi tentang membangun kepercayaan, memberi value nyata, dan memberikan kebebasan memilih reward yang paling customer inginkan.

Jika brand Anda ingin mengubah loyalty dari sekadar benefit menjadi aset jangka panjang, Tada siap membantu membangun program loyalty yang modern, relevan, dan scalable.
Request demo kami sekarang!

 

Request Our Demo

Profile

Nuraini

Content marketing specialist