Berubahnya Status Kepemilikan Barang Menjadi Tren Subscription

Des 18, 2019 • 3 min read

Di zaman sekarang, rasanya era “kepemilikan” itu sudah berakhir. Apa artinya? Sederhananya, orang-orang tidak lagi mengutamakan status yang didasarkan pada kepemilikan suatu barang. Ini karena masyarakat semakin enggan untuk ribet mengeluarkan biaya perawatan atas barang yang dimilikinya, belum lagi stres yang muncul karena harus selalu rajin merawatnya. Jadi, paradigma masyarakat berubah. Jika kita bisa menggunakan suatu barang dengan cara lebih mudah tanpa harus membelinya, kenapa tidak? Dari sinilah subscription economy muncul. Kini pola pikir konsumen berubah, mereka berpikir, “kenapa harus memilikinya kalau kita bisa menikmatinya cukup dengan subscribe saja?”

image 44 (1)

Penyebab Perubahan Pola Pikir Konsumen Masa Kini

Anda bisa melihat fenomena yang terjadi di sekitar Anda, ekspektasi konsumen sekarang telah berubah. Orang-orang tidak lagi menganggap perlu untuk memiliki suatu barang. Namun, yang dicari adalah kebebasan untuk mengakses layanan, yang bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun. Meskipun mereka hanya menyewa atau berlangganan tanpa memiliki, itu sudah cukup. Berkat subscription economy, semua itu kini bisa dinikmati dengan mudah. Namun, jika diteliti lebih jauh lagi, apa sebenarnya yang menyebabkan perubahan paradigma ini?

Harris Poll, sebuah perusahaan yang selalu memberikan insight tentang perilaku konsumen, melakukan survei terhadap lebih dari 13.000 orang dewasa di 12 negara. Mereka menemukan bahwa kini muncul tren-tren menarik yang mengubah perspektif masyarakat. Ada lima tren yang mendorong perkembangan subscription economy dengan pesat, yakni sebagai berikut:

1. Lebih dari Setengah Responden yang Disurvei Berharap Mereka Punya Sedikit Barang

Tidak mengejutkan, dari survei diketahui bahwa 6 dari 10 orang mengaku mereka tidak ingin memiliki barang apa-apa lagi. Dengan kehadiran teknologi yang semakin canggih, ekspektasi customer berubah, dan kesuksesan suatu bisnis berasal dari pembayaran rutin yang dilakukan customer, bukan transaksi penjualan barang yang terjadi hanya satu kali.

2. Status Seseorang Tidak Lagi Ditentukan Berdasarkan Barang yang Mereka Miliki

Pada zaman generasi lama, sukses itu dipandang dari sisi materialisme dan kesuksesan berarti kemampuan untuk membeli apa saja. Namun, sekarang tidak lagi. Sebagai gantinya, feed media sosial kita dipenuhi foto-foto tentang aktivitas orang-orang, mulai dari makanan kuliner sampai liburan. Jadi, pengalaman menjadi simbol status yang baru, dan bukan lagi barang yang menjadi simbolnya.

3. Subscription Membebaskan Orang dari Ribetnya Memiliki Barang

Coba kita pikirkan lagi. Jika Anda tidak ingin merasa kerepotan merawat dan memelihara barang yang dimiliki, maka kemudahan untuk menyewanya akan terasa lebih nyaman. Tren inilah yang kini semakin disenangi masyarakat termasuk konsumen Anda. Maka dari itu, makin banyak subscription baru bermunculan, mulai dari makanan hingga layanan kesehatan sampai perlengkapan kemah.

4. Di Masa Depan, Akan Ada Lebih Banyak Orang yang Menjadi Subscriber

Semua bidang industri di seluruh dunia menanggapi permintaan konsumen, dan mengubah sistem pelayanan mereka menjadi model bisnis subscription. Ini membuat konsumen senang dan mau menerima penawaran tersebut. 74% orang dewasa di seluruh dunia yakin bahwa di masa depan, orang-orang akan lebih banyak subscribe ke layanan daripada membeli barang untuk memilikinya.

5. Jumlah Orang yang Subscribe ke Layanan Bisnis Kesukaan Mereka Terus Bertambah

Secara keseluruhan, 7 dari 10 orang dewasa sekarang sedang subscribe atau berlangganan ke suatu layanan kesukaan mereka, ini meningkat pesat dibandingkan 5 dari 10 orang saja, lima tahun yang lalu. Seiring bertumbuhnya subscription economy di seluruh dunia, customer base juga ikut bertambah. 71% orang dewasa di 12 negara kini berlangganan layanan subscription, meningkat 53% dari lima tahun yang lalu.

Jadi, subscription merupakan perubahan yang sangat penting dan menjadi fundamental bagi setiap industri bisnis di era ini. Apakah Anda siap?

 

Profile

Clara Alverina

I'm marketing enthusiastic and inherently understands that the customer is the single most valuable asset an organization can have, and driven by the unrelenting pursuit of customer-retention focus, engagement and customer experience.