Subscription economy kini semakin berkembang. Dahulu, mungkin tidak ada yang menyangka bahwa subscription akan mengalami perkembangan hingga seperti sekarang ini. Awal mulanya, subscription dikenal melalui Netflix. Platform ini merupakan bisnis pertama yang benar-benar menjalankan subscription sepenuhnya. Netflix memberikan layanan berlangganan menonton film secara online atau streaming kepada pelanggannya. Setelah itu mulai bermunculan bisnis subscription lainnya yang juga menawarkan produk dan layanan menarik, sesuai dengan bidang industrinya.
Subscription Berkembang Melalui Layanan Streaming Musik
Munculnya layanan subscription untuk nonton film streaming, mencetuskan ide bisnis lainnya. Sehabis kehadiran layanan Netflix, ada Rhapdosy dan Rdio yang memberikan subscription berupa streaming musik. Bahkan, ada lagi subscription berupa layanan untuk produk berbentuk barang. Sebagai contohnya, ada subscription berupa produk alat cukur, yang akan diantarkan langsung ke rumah pelanggan. Lalu untuk sekarang ini, salah satu platform subscription yang paling terkenal adalah Spotify. Spotify mendominasi streaming musik dengan 75 juta customer yang membayar untuk berlangganan.
Dari sini, kita bisa melihat pesatnya pertumbuhan subscription ini. Model bisnis subscription juga mengubah pola pikir masyarakat akan kepemilikan barang. Dahulu orang-orang masih membeli DVD atau lagu MP3 digital. Sekarang dengan berlangganan tanpa harus membeli satu atau dua album musik, Anda sudah bisa mendengarkan ribuan lagu tanpa batas. Ini pun bisa Anda nikmati cukup dengan membayar biaya langganan bulanan atau tahunan. Jadi, pola pikir customer masa kini sudah bergeser dari kepemilikan barang menjadi langganan produk.
Statistik Penting untuk Kondisi Subscription Economy
Jika melihat dari perkembangannya saat ini, subscription economy diprediksi mengalami kemajuan pesat di masa yang akan datang. Ada tiga statistik penting berdasarkan pada kondisi subscription berbagai macam platform, terutama yang paling besar dan terkenal. Statistik tersebut adalah:
1. Pada tahun 2028, Netflix diprediksi akan memiliki subscriber dengan jumlah mencapai 300 juta orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat saja, jumlah penduduknya ada 325 juta orang, dan sebagian besar berlangganan Netflix.
2. Berdasarkan perhitungan rata-rata, Netflix mendapatkan keuntungan sejumlah $9 per user per bulan. Sementara, platform lainnya seperti Sirius XM mendapat keuntungan $13,25 dan Spotify $5,32.
3. Subscriber Amazon Prime, selain membayar biaya berlangganan tahunan sebesar $99, juga menghabiskan $1.300 per tahun untuk membeli produk di Amazon, di mana jumlah ini dua kali lipat lebih besar daripada nominal yang dibelanjakan non-member Amazon.
Laju Pertumbuhan Subscription Economy Tidak Akan Terbendung
Dari statistik tadi kita bisa menyimpulkan bahwa layanan subscription mendatangkan keuntungan yang besar terutama per tahunnya. Bahkan, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa angka profit dari subscription tersebut akan menurun. Salah seorang analyst data memprediksi bahwa Netflix bisa memiliki 300 juta subscriber pada tahun 2028. Selain itu, model subscription ini bahkan semakin beragam, tidak terbatas hanya layanan film dan musik streaming saja. Namun, ada juga subscription untuk pakaian, video game, barang keperluan rumah tangga, hingga mobil sekalipun. Subscription sendiri sistemnya berlangganan sehingga mirip seperti sewa.
Menurut Tien Zuo, CEO Zuora perusahaan software, kini kepemilikan barang itu sudah tidak penting lagi. Yang penting bagi customer adalah kecepatan dan kemudahan layanan. Mereka ingin produk dan layanan yang dimau tersedia semuanya di dalam genggaman tangan. Produk yang tadinya berupa barang kini berubah menjadi item digital, bisa diakses melalui browser dan aplikasi mobile. Sementara, keinginan konsumen untuk memiliki barang fisik sudah memudar.