Retention marketing terkadang juga disebut sebagai lifecycle marketing atau loyalty marketing. Ini merupakan strategi yang diterapkan dalam marketing untuk membuat customer merasa engaged, senang dan mau membeli dari brand Anda. Dengan memberikan konten yang relevan dan engaging kepada customer, maka Anda bisa meningkatkan customer lifetime value atau CLV, dan sebagai timbal baliknya, revenue Anda juga akan naik.
Menurut Bain and Co., dibutuhkan biaya tujuh kali lebih besar untuk menarik customer baru, daripada mempertahankan pelanggan lama. Selain itu, berdasarkan sejumlah penelitian, peningkatan 5% pada customer retention sudah bisa menaikkan profit hingga 125%. Maka dari itu, kalau Anda mengabaikan customer retention, maka ini bisa membuat churn rate Anda semakin meningkat, makin banyak customer pergi dan revenue serta profit Anda akan mengalami penurunan. Alhasil, kini semakin banyak bisnis yang mengalihkan fokusnya kepada retention marketing.
Pentingnya Engagement Antara Bisnis dan Customer
Retention marketing yang sukses itu terjadi berkat engagement yang kuat antara dua pihak, yakni bisnis Anda dan customer. Menurut sejumlah analisa dan data-data, yang berisikan tentang customer insight, kunci dari engagement itu adalah melalui personalisasi. Kenyataannya, customer masa kini mengharapkan dan meminta layanan dengan personalisasi seperti ini. Jadi, Anda bukan hanya perlu menerapkan strategi retention marketing. Namun, juga melakukannya dengan benar-benar tepat.
Untuk itu, mari simak strategi yang terbukti efektif untuk retention marketing:
Mengukur Customer Value dengan Lebih Baik
Customer acquisition itu mudah untuk diukur dan dikalkulasi. Jadi, Anda bisa memastikan seberapa banyak customer berbelanja saat mereka pertama kali membeli, dibandingkan dengan jumlah biaya yang Anda butuhkan untuk mendapatkan customer, hasilnya adalah ROI atau return on investment Anda. Ini juga mengapa banyak campaign marketing berfokus untuk mendapatkan customer. Banyak bisnis yang berpikir bahwa diskon dan promo dapat mendatangkan profit untuk mereka. Namun, itu saja tidak cukup. Konsumen kini semakin pintar dan diskon saja tidak akan bisa menghasilkan penjualan untuk Anda.
Oleh karena itu, customer kini lebih mementingkan value daripada harga suatu barang. Mereka tidak lagi mencari barang yang paling murah untuk dibeli. Sama halnya dengan marketer, mereka juga perlu melakukan hal yang sama kepada customer. Mengukur customer lifetime value berarti memudahkan Anda untuk mengetahui peluang profit yang bisa didapatkan dari tiap customer, selama mereka tetap engaged dengan brand Anda. Dengan begitu, Anda bisa lebih mengerti apa kebutuhan dan keinginan customer, serta dapat memprediksi revenue Anda di masa mendatang.
Mengembangkan Teknologi Pengelolaan Data
Retention marketing itu tentang berkomunikasi dengan customer secara invidivual. Anda perlu memberikan pelayanan yang bersifat personal agar customer merasa benar-benar dipahami. Saat Anda berinvestasi untuk teknologi yang dapat membantu mengelola data customer, maka lebih mudah bagi Anda dalam mengetahui perilaku konsumen. Anda tidak hanya bisa memberikan persis apa yang mereka butuhkan, namun juga dapat menghitung ROI atau return on investment secara lebih detail.
Memikirkan Ulang Hal yang Menjadi Prioritas
Prioritas bisnis harus ditentukan berdasarkan profitabilitasnya. Mana yang paling mendatangkan profit, maka itulah yang harus Anda prioritaskan. Seperti yang telah disebutkan, karena mengukur ROI dari acquisition, jadi inilah yang menjadi prioritas. Namun, marketer yang pintar tahu bahwa retention itu sama pentingnya dengan acquisition. Jadi, kuncinya adalah menyeimbangkan prioritas antara acquisition dan retention.