Membangun Relasi Customer Loyalty dengan Pelayanan Optimal

Topics:

Okt 24, 2019 • 3 min read

12 (udah 16, 88)

Terkadang, mengubah panggilan nama di dalam perusahaan Anda bisa memberikan pengaruh besar terhadap perilaku dan mindset siapa saja.

Contohnya, Anda mungkin bisa memanggil resepsionis dengan sebutan Wajah Perusahaan, titel tersebut diberikan karena mereka adalah orang-orang yang berinteraksi dengan customer sebagai perwakilan perusahaan Anda.

Perusahaan raksasa Apple memanggil teknisi support dan layanan in-store mereka dengan nama "Geniuses." Bukankah terdengar lebih keren bila Anda memanggil dengan sebutan "tim jenius" daripada "teknisi support"?

Titel tersebut juga menjadi salah satu cara seru mendeskripsikan job title setiap orang di kantor, serta dapat meningkatkan mood bekerja. 

Cara Membangun Relasi ke Customer

1. Pentingnya Menerapkan Panggilan "Sayang" untuk Customer

Sama seperti sebutan unik untuk staf di kantor, Anda juga perlu memberikan nama kepada customer, guest, klien, member dan lainnya. Berikan nama yang berbeda untuk menciptakan keakraban.

Seperti contohnya salah satu klien perusahaan yang disebutkan di dalam Forbes, menggunakan panggilan "tetangga" untuk kliennya. Jadi, saat ada customer yang datang atau pulang, mereka akan menyapa, "Halo, Pak Tetangga!" atau "Halo, Bu Tetangga!" dengan antusias.

Ini membantu menciptakan mood yang positif, dan membuat customer lebih mudah mengingat Anda. Jika Anda memanggil customer dengan sapaan, "Halo, customer!" justru kedengarannya cukup aneh serta kaku.

2. Memahami Pengertian Customer Loyalty dan Customer Love

Customer loyalty merupakan bentuk loyalitas customer yang mereka berikan kepada bisnis Anda. Loyalty dapat membangun engagement yang kuat antara customer dengan brand, sehingga menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "customer love"?

Pada dasarnya, memang tidak mudah mendefinisikan "cinta." Jika Anda bertanya kepada 10 orang tentang arti cinta, pasti ada 10 jawaban yang berbeda pula.

Namun, sebenarnya jika disimpulkan dari berbagai pemahaman, ada tiga faktor utama di dalam suatu hubungan. Ketiga faktor tersebut adalah transparansi, intimasi, dan komunikasi. Transparansi berarti Anda selalu transparan dengan customer, tidak menutupi apapun serta tak memberikan informasi yang ambigu.

Intimasi bermakna kedekatan dengan customer, berikan pelayanan terbaik secara personal, sehingga membuat mereka merasa dibutuhkan. Terakhir, komunikasi harus dilakukan secara dua arah, di mana perusahaan dan customer bisa saling membantu satu sama lain.

3. Memahami Value Customer dengan Sebenar-Benarnya

Rasa cinta untuk customer Anda tersebut dapat membantu Anda menentukan nama panggilan akrab mereka. Hal ini juga menunjukkan bahwa Anda benar-benar melihat value penting dari customer Anda, memperhatikan feedback mereka, dan ingin membangun hubungan yang kuat.

Apalagi, jika Anda benar-benar menerapkan pemberian nama panggilan tersebut, ini menambah nilai perusahaan Anda di mata customer. Titel ini sama-sama membuat karyawan sekaligus customer merasa dihargai.

Menurut CEO Looker, Frank Bien, seperti dikutip dari Forbes, mereka selalu mengutamakan feedback dan hubungan dengan customer sejak awal. Mereka selalu berupaya membuat customer merasa dicintai, dengan cara memberikan pelayanan melebihi ekspektasi mereka. Jadi, tidak hanya sekedar menjadi brand yang melakukan jual beli dengan customer.

Percayalah bahwa pemberian nama panggilan akrab bisa memberikan pengaruh besar kepada hubungan Anda dan customer. Panggilan nama tersebut dapat membuat customer merasa bahwa mereka itu penting bagi perusahaan Anda, dan Anda juga ingin memberikan pelayanan dan customer experience terbaik untuk mereka.

Pondasi ini dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara brand Anda dan customer. Manfaatkan kata "cinta" untuk memberikan pengalaman yang benar-benar sesuai harapan customer. Jadi, Anda memberikan segalanya yang "dicintai" oleh customer.

Profile

Clara Alverina

I'm marketing enthusiastic and inherently understands that the customer is the single most valuable asset an organization can have, and driven by the unrelenting pursuit of customer-retention focus, engagement and customer experience.