Dalam menjalankan bisnis, customer memegang peranan penting dalam keberlangsungan usaha. Baik customer baru maupun pelanggan tetap, semuanya penting dalam setiap bisnis.
Meski pelanggan yang melakukan repeat purchase jauh lebih menguntungkan dari mendapatkan customer baru, namun memiliki banyak customer baru pun memiliki andil untuk meningkatkan penjualan.
Selain menghadirkan produk yang berkualitas dan dibutuhkan target pasar, mengembangkan bisnis pun perlu direncanakan dengan baik agar perusahaan terus tumbuh, baik dari segi total produk yang berhasil dijual maupun jumlah revenue yang didapatkan.
Jika iklan melalui digital maupun offline sudah dilakukan, lalu apalagi yang bisa diperbuat agar penjualan terus meningkat, apalagi di masa sulit selama pandemi ini? Anda bisa memperluas jangkauan bisnis dan juga target pelanggan potensial terhadap produk Anda dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengandalkan customer itu sendiri.
Ya, customer yang pernah membeli produk Anda meski belum sampai ke tahap menjadi brand advocate atau brand ambassador bisa jadi salah satu revenue drive yang menguntungkan bagi bisnis jika Anda tahu bagaimana cara memanfaatkannya dengan benar.
Lalu, apa saja cara meningkatkan penjualan dengan bantuan customer? Berikut penjelasannya!
1. Miliki reseller platform
Bisnis reseller sudah jadi pilihan banyak orang sejak dulu, bahkan sebelum pandemi. Namun trennya kini semakin meningkat karena dalam menjalankan bisnis ini, customer tidak perlu modal banyak dan hanya perlu menjual kembali produk dari pemilik bisnis.
Namun, sistem reseller pun sekarang sudah makin canggih dengan kehadiran reseller platform yang memungkinkan customer memiliki toko virtual sendiri dan hanya perlu menyebarkan link referral dari produk yang ingin dijual ke media sosial tanpa harus memiliki stok barangnya.
Ini bisa Anda jadikan kesempatan untuk meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan reseller platform terpercaya seperti TADA untuk mulai memiliki program reseller sendiri untuk produk Anda.
Dengan integrasi white label app atau website, program reseller untuk brand Anda bisa mulai menerima customer sebagai reseller. Program ini bisa dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan brand. Mulai dari sistem perhitungan poin, pilihan reward yang bisa ditukarkan dengan poin dan juga kemudahan redeem reward lewat smartphone saja.
Dari program reseller ini, customer tidak perlu punya toko maupun stok barang, tapi tetap dapat mengumpulkan poin atas setiap penjualan yang berhasil dari link mereka. Anda sebagai pemilik bisnis pun akan mendapatkan peningkatan jumlah produk terjual dan juga revenue. Win-win solution, bukan?
2. Dropshipping
Hampir mirip dengan reseller, dropshipping juga jadi salah satu pilihan cara meningkatkan penjualan dengan bantuan customer.
Sederhananya, dropshipper adalah perantara antara Anda sebagai pemilik brand dengan calon customer yang mungkin belum tersentuh marketing point dari bisnis Anda sebelumnya.
Ibaratnya, dropshipper adalah pihak ketiga yang membantu memesankan produk yang diinginkan customer kepada perusahaan Anda. Mereka hanya menawarkan, lalu meneruskan detail order ke perusahaan Anda dan Anda-lah yang harus melakukan packing hingga pengiriman barang.
Jika Anda punya website e-commerce sendiri, maupun toko official di berbagai situs marketplace, mengaktifkan opsi bisa dropship akan memungkinkan customer yang sebelumnya sudah membeli produk Anda berubah menjadi semacam brand ambassador yang mencoba menjual produk Anda lewat dirinya sebagai perantara.
Dropshipper ini akan mendapatkan keuntungan berdasarkan perjanjian yang disepakati dengan perusahaan Anda. Selain itu, Anda pun dapat keuntungan dari channel marketing baru yang biaya akuisisinya tidak semahal memasang iklan online maupun offline.
3. Sistem konsinyasi
Meski kurang populer, namun sistem konsinyasi bisa jadi salah satu opsi meningkatkan penjualan dengan bantuan customer. Dalam sistem ini, Anda menitipkan produk ke toko-toko yang sudah bekerja sama dengan syarat dan ketentuan yang disepakati di awal.
Dengan sistem ini, toko-toko sebagai customer Anda bebas menentukan harga di atas yang sudah ditetapkan di awal sebagai keuntungan untuk mereka, dan perusahaan Anda tetap akan menerima pembayaran sesuai dengan harga yang disepakati di awal.
Namun untuk yang satu ini Anda harus mengajukan kerjasama dengan toko-toko sesuai dengan produk Anda agar dapat menitipkan produk Anda di toko mereka.
4. Affiliate marketing
Sistem affiliate sudah lama menjadi pilihan banyak orang yang berusaha mencari penghasilan tambahan lewat internet. Sistem ini mirip dengan program reseller virtual milik TADA dimana customer akan mendapat komisi dari setiap penjualan tanpa harus memiliki stok barang.
Sebagai pemilik bisnis, Anda bisa menyiapkan program affiliate marketing dimana setiap customer yang memenuhi syarat bergabung akan mendapatkan link afiliasi yang bisa dipromosikan lewat media sosial maupun website dan blog mereka.
5. Special mention; Manfaatkan micro influencer
Menggunakan influencer untuk mengiklankan produk bukan hal yang baru. Hampir semua industri pun bisa mengandalkan influencer dengan follower ratusan ribu hingga jutaan untuk menciptakan hype untuk produk tertentu.
Namun, saat ini menggunakan micro influencer juga semakin populer karena dianggap memiliki target engagement yang spesifik dan lebih besar.
Ada berbagai jenis kerja sama dengan influencer yang bisa dijajal. Misalnya dengan membayar sejumlah fee untuk beberapa post dan story tanpa harus kirim produk. Bisa juga kirim produk yang kemudian ditukar dengan foto atau video postingan di media sosial.
Dengan model marketing seperti ini, influencer mendapat keuntungan dari fee yang dibayarkan perusahaan atau komisi dari penjualan produk tertentu menggunakan kode promo unik dari influencer tersebut.
Perusahaan tentunya mendapat keuntungan berupa eksposur untuk meningkatkan brand awareness dan juga kenaikan penjualan dari pembelian yang dilakukan oleh followers influencer tersebut.
Dari 5 cara di atas, mana yang sudah Anda terapkan pada bisnis Anda?
Terlepas dari size perusahaan maupun revenue, baik perusahaan mid to large hingga UMKM pun dapat memilih satu atau beberapa cara di atas untuk mengembangkan bisnis. Tentunya harus tetap disesuaikan dengan goals perusahaan, budget yang tersedia dan juga resource yang dimiliki.