Serial Gadis Kretek yang ditayangkan di Netflix akhir-akhir ini ramai diperbincangkan karena alur ceritanya yang jelas dan akting para aktor dan aktrisnya juga memukau.
Serial ini banyak berkutat pada kisah cinta antara pemainnya sekaligus menyoroti industri rokok kretek di Indonesia. Namun serial ini juga mengandung banyak hal menarik tentang bisnis dan juga loyalty.
Apa saja? Berikut ulasannya.
1. Manajemen supply chain yang baik
Dalam serial ini banyak menjelaskan mengenai tembakau dan bagaimana kualitas tembakau sangat mempengaruhi rasa dari rokok kretek yang dihasilkan.
Kisah Idroes Moeria, ayah Dasiyah, yang mengalami penipuan dari vendor bahan baku tembakau, menyoroti betapa pentingnya pemilihan pemasok yang dapat diandalkan. Dia terpaksa membeli tembakau berkualitas rendah dengan harga tinggi, berdampak langsung pada kualitas rokok kretek yang dihasilkan. Beruntung, inisiatif Soeraja menemukan pemasok tembakau alternatif yang berkualitas lebih baik, meski belum dikeringkan.
Kondisi ini memberi highlight pada pentingnya memiliki manajemen supply chain untuk memastikan pemenuhan pesanan yang lebih akurat, waktu pengiriman yang lebih cepat, fleksibilitas dalam menyesuaikan operasional terhadap perubahan permintaan pelanggan hingga tren industri.
Salah satu cara untuk menjaga distribusi di supply chain untuk produk Anda tetap lancar adalah menjaga relasi dengan semua intermediaries yang terhubung dengan bisnis Anda. Program loyalty dan reward dapat menjadi salah satu cara bangun hubungan ini dan meningkatkan loyalitas.
Dengan memberikan reward dan insentif atas kerja sama yang terjalin, ada mutual advantage untuk kedua belah pihak. Perusahaan memiliki jaringan distribusi yang solid dan partner di supply chain mendapat reward atas kesepakatan kerja sama.
2. Pentingnya Branding dalam Dunia Bisnis
Brand atau merek memiliki peran krusial dalam mengubah kretek dari sekadar komoditas menjadi sesuatu yang istimewa. Di era 1960-an, serial Gadis Kretek menyoroti signifikansi branding untuk bersaing secara efektif.
Konsep ini masih relevan hingga sekarang, terutama ketika kita berbicara tentang membangun loyalitas pelanggan. Sebelum mencoba memasarkan produk atau layanan, penting bagi merek untuk memiliki identitas yang kuat, mulai dari pemilihan nama, warna, hingga kemasan, yang membentuk citra, reputasi, dan persepsi tertentu.
Branding bukan hanya sekadar langkah formalitas; ia memiliki dampak yang besar dalam membangun loyalitas pelanggan. Tanpa branding yang mencerminkan nilai-nilai dan keunikan, produk Anda berisiko dianggap sebagai produk biasa dan kehilangan daya saingnya di pasaran.
3. Berinovasi Terus untuk Tetap Unggul
“Kretek Merdeka itu yang paling laris, tapi kalau kita begitu-begitu saja, tidak membuat perubahan, kita pasti kalah saing.”. Itulah kira-kira dialog Jeng Yah (Dasiyah)
Dalam serial ini, ada dua merek besar yang saling bersaing; Merdeka milik Idroes (bapak Jeng Yah) dan Proklamasi milik Soedjagad. Jeng Yah mengungkapkan jika Merdeka mau lebih unggul, harus bisa menyuguhkan sesuatu yang baru, inovasi baru.
Misalnya dengan racikan saus baru yang akan membuat pelanggan Merdeka tetap memilih merek mereka dan pelanggan Proklamasi tertarik mencoba Merdeka.
Konsep inovasi ini tetap relevan hingga sekarang. Brand yang terus berinovasi memiliki peluang lebih besar untuk membangun customer loyalty, karena mereka menawarkan pengalaman yang terus-menerus relevan.
Selain itu, pelanggan cenderung setia pada brand yang terus berusaha memberikan yang terbaik, mengikuti perubahan tren dan kebutuhan pelanggan, serta membangun hubungan emosional yang kuat.
4. Pentingnya Menjaga Kualitas Produk
Di serial Gadis Kretek muncul tokoh baru yang tidak ada di buku, yaitu Pak Eko, pewaris resep saus kretek racikan Dasiyah. Dia sukses membangun brand kretek Kembang Setaman yang identik dengan merek Kretek Gadis milik Dasiyah. Dia mengikuti resep kretek hingga detail terkecil untuk menciptakan kretek dengan kualitas tinggi.
Tak heran karena dalam persaingan produk kretek pada masa itu, fokus utama terletak pada kualitas produk. Oleh karena itu, menjaga mutu produk menjadi suatu keharusan.
Selain melalui inovasi, kualitas produk dibangun dengan teliti, mulai dari pemilihan bahan baku tembakau dan perpaduan saus kretek. Di sini, pentingnya pengendalian kualitas (QC) sangat ditekankan. Kontrol ini harus mencapai hingga pada DNA produk agar tidak mudah ditiru oleh pesaing.
Konsep ini tetap relevan hingga saat ini, di mana kunci keberhasilan adalah konsistensi dalam menjaga kualitas produk. Hal ini bertujuan agar konsumen tidak mudah beralih ke merek lain.
5. Strategi Customer Reward yang Kreatif
Dalam serial tersebut, Jeng Yah menunjukkan keahliannya dalam meracik saus kretek yang unik dan berhasil menciptakan merek baru, Kretek Gadis. Meskipun merupakan merek baru, Jeng Yah mengambil pendekatan pemasaran yang tidak konvensional untuk membedakan Kretek Gadis dari pesaingnya. Sebagai contoh, merek Proklamasi menggunakan teknik menyebar brosur iklan kreteknya dari udara.
Jeng Yah memilih memberikan reward yang unik, yaitu satu set teko dan cangkir untuk setiap pembelian Kretek Gadis. Yang membuatnya unik, dia memberikan set reward ini secara bertahap, mendorong pelanggan untuk terus membeli produknya hingga mereka berhasil mengumpulkan semua set reward secara lengkap.
Bagaimana korelasinya dengan bisnis saat ini?
Pemberian reward atas pembelian merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan repeat order dan membangun rasa loyalitas terhadap brand. Pendekatan bertahap dalam memberikan reward juga dapat meningkatkan engagement pelanggan, mendorong peningkatan penjualan.
Lebih lanjut, brand yang memberikan reward unik dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dapat membangun hubungan emosional yang menguntungkan. Dengan perkembangan teknologi saat ini, brand tidak akan kesulitan mengimplementasikan program loyalitas reward yang personal, mengingat tersedia banyak tool modern yang dapat membantu merealisasikannya. Seperti Tada misalnya.
Nah, apakah Anda juga belajar banyak hal menarik lainnya seputar bisnis dari serial Gadis Kretek ini?