4 Tipe Rewards Dalam Advocacy Marketing Untuk Membangun Loyalitas Pelanggan

Topics:

Mei 18, 2019 • 4 min read

character-illustration-people-holding-voucher-icons_53876-43031-1

Tak sedikit yang berpikir kalau untuk mendapatkan banyak konsumen, maka perlu melakukan iklan secara besar-besaran yang tentunya membutuhkan banyak biaya. Padahal ini tidak sepenuhnya benar, sebab iklan hanyalah salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penjualan dan mendatangkan konsumen. Selain iklan, masih banyak cara lainnya untuk mendapatkan konsumen dengan biaya yang sangat minim, misalnya melalui advocacy marketing.

Ya, advocacy marketing pada dasarnya bekerja berdasarkan kepuasan konsumen yang kemudian memacu mereka untuk membicarakan sisi positif sebuah brand kepada orang lain. Sebagai salah satu bentuk promosi, advocacy marketing bisa dibiarkan berjalan apa adanya atau bisa juga dipacu dengan rewards seperti berikut ini:

1. Monetary incentive

Rewards pertama yang sangat efektif untuk menggerakkan konsumen dalam advocacy marketing adalah monetary incentive. Dari namanya Anda mungkin sudah bisa menebak bahwa rewards ini berhubungan dengan uang atau sistem pembayaran.

Anda tak perlu kok, memberikan hadiah cash kepada konsumen. Cukup berikan rewards berupa kemudahan pembelian secara kredit jika memang nominalnya sangat besar atau memperluas pilihan pembayaran, misalnya melalui deposit atau sistem pembayaran elektronik lainnya.

Rewards ini cocok dimasukkan ke dalam program khusus member sehingga membuat konsumen merasa diperlakukan lebih spesial dalam hal pembayaran.

2. Personal incentive

Rewards lainnya yang sangat menguntungkan bagi Anda sekaligus minim biaya adalah personal incentive. Beberapa perusahaan besar dunia sudah melakukan sistem rewards ini, seperti Starbucks.

Di tahun 2001 lalu, mereka memperkenalkan myStarbukcsidea.com yang menjadi tempat para konsumen untuk memberikan masukan, kritikan, atau saran mereka terkait Starbucks. Tak sedikit ide dari konsumen yang akhirnya benar-benar diaplikasikan.

Dan konsumen yang bersangkutan meski tak mendapatkan hadiah dalam bentuk materi, namun merasa bangga karena menjadi bagian dari brand yang mereka sukai. Hanya saja, jika menggunakan rewards semacam ini, Anda harus siap untuk mengelola masukan dari konsumen dan memberikan tanggapan satu persatu.

3. Social incentive

Social incentive identik juga sebagai non profit rewards system, di mana baik perusahaan maupun konsumen tidak mendapatkan keuntungan secara materi namun hal positif dari segi sosial. Contoh sederhananya, Anda mengajak seorang teman mencoba sebuah produk agar ia bisa mendapatkan potongan 50 persen khusus member.

Anda tidak memperoleh keuntungan dari referral yang dilakukan, tapi merasa senang karena bisa membantu teman yang membutuhkan. Sedangkan perusahaan yang direkomendasikan akan mendapat keuntungan berupa image positif dari konsumen baru.

Perusahaan juga berkesempatan untuk mencoba sebuah produk dengan harga lebih terjangkau. Jika kualitas produk memuaskan, maka konsumen baru pasti kembali meski harus membayar produk dengan harga normal.

4. Product incentive

Jenis rewards yang terakhir adalah product incentive. Sistem ini termasuk yang paling mudah dilakukan karena Anda hanya perlu menjadikan produk sebagai hadiah kepada para konsumen.

Cara ini cocok diterapkan oleh perusahaan baru yang ingin memperkenalkan produk secara lebih luas. Dalam product incentive ini, bisa juga Anda memberikan versi sample mungkin dengan ukuran yang lebih kecil sehingga tidak terlalu membutuhkan modal yang besar.

Setiap jenis rewards memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Anda perlu mencermati rewards mana yang cocok untuk target konsumen tertentu. Sebab setiap kelompok konsumen biasanya mempunyai kecenderungan berbeda saat menanggapi sebuah rewards.

Jika Anda menggunakan rewards yang tepat, maka antusiasme konsumen juga makin meningkat untuk melakukan advocacy marketing.