Resiliensi Industri FMCG adalah Kunci Kesuksesan Kini dan Post Covid Nanti

Topics:

Apr 2, 2022 • 7 min read

resiliensi-industri-fmcg (1)

Perilaku konsumen sekarang berubah secara drastis dikarenakan pandemi. Psikolog mengklaim dibutuhkan 66 hari untuk perilaku baru menjadi kebiasaan. Dan pada titik ini, kita telah hidup dengan pandemi hampir sebelas kali lebih lama dari itu.

Pandemi telah menyebabkan perubahan mendasar dalam perilaku belanja. Maka, dengan adanya “new normal” yang belum sepenuhnya terlihat normal, industri FMCG harus siap memenuhi kebutuhan konsumen yang terdampak saat ini.

Ketika industri lain terkena dampak buruk selama dua tahun pandemi ini, tetapi industri FMCG telah menunjukkan resiliensinya dengan cepat beradaptasi dengan perilaku belanja digital untuk tidak kehilangan pelanggan.

Teknologi ini telah membantu perusahaan FMCG untuk tetap bertahan selama kondisi yang sulit ini. Dan resiliensi semacam ini benar-benar merupakan kunci untuk tetap sukses melewati pandemi, maupun saat pandemi usai nanti.

Mendefinisikan Ulang Tantangan dan Peluang untuk Perusahaan FMCG

resiliensi-industri-fmcg (3)

Sekarang kita sepertinya telah melewati puncak pandemi. Perusahaan FMCG harus mulai mengidentifikasi tantangan dan peluang baru yang ada dan mengambil langkah-langkah untuk menghadapinya.

1. Daya beli yang melemah

Tak bisa dipungkiri, pandemi membuat daya beli masyarakat melemah. Pada pertengahan tahun 2020, pemerintah Indonesia juga mengakui bahwa daya beli masyarakat telah menurun karena pendapatan yang ikutan menurun.

Salah satu penyebab turunnya pendapatan ini adalah akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi.

Solusi:

  • Inovasi produk adalah suatu keharusan! Dengan daya beli yang rendah, ciptakan kemasan ekonomis untuk produk Anda agar konsumen tetap mampu membelinya.
  • Melihat kecenderungan konsumen untuk berdiam diri di rumah, ciptakan inovasi makanan beku atau makanan siap saji bagi Anda yang memiliki bisnis F&B.
  • Membuat produk dengan nilai positif juga bisa menjadi salah satu alternatif, mengingat pandemi telah mengubah kondisi psikologis konsumen dan lebih mudah berempati dengan lingkungan sekitar.

2. Permintaan pasar yang semakin sulit

Selama pandemi, kondisi daya beli yang melemah membuat permintaan baru menjadi sulit.

Selain semakin terbatasnya tempat konsumen menjangkau produk Anda secara offline, pelanggan juga semakin perhitungan saat melakukan pembelian. Pelaku bisnis harus jeli melihat di mana konsumen berada dan menggunakan informasi tersebut untuk bahan referensi pemasaran.

Solusi:

  • Berinvestasi dalam membangun komunikasi dengan channel yang tepat di mana konsumen berada.
  • Distribusikan produk yang tepat di waktu yang tepat dengan mengintegrasikan offline dan online melalui platform omnichannel.
  • Jangkau pelanggan Anda di mana pun mereka berada dan berikan hadiah untuk setiap interaksi yang mereka lakukan dengan brand Anda (online dan offline) dengan platform loyalitas omnichannel.
  • Selain itu, berkolaborasi dengan influencer atau selebritis yang relevan dengan produk Anda juga bisa menjadi alternatif yang menarik dan menjanjikan untuk menciptakan permintaan pasar terhadap produk Anda.

3. Munculnya perusahaan kecil

Perusahaan FMCG “raksasa” terkadang lupa bahwa konsumen saat ini sudah mulai memiliki preferensi tertentu yang dipengaruhi oleh banyak channel, terutama media sosial.

Produk yang dijual secara massal sudah mulai ditinggalkan oleh beberapa tipe konsumen, antara lain generasi millennial dan baby boomer. Produk lokal dari brand FMCG yang lebih kecil dengan nilai berkelanjutan dan kampanye positif yang relevan dengan kehidupan sehari-hari konsumen semakin banyak dipilih.

Solusi:

  • Perusahaan FMCG besar harus gesit dalam melihat dan memahami konsumen masa kini.
  • Gunakan pola pikir khas startup, seperti agile, unik, kreatif, berpikiran terbuka, dan fleksibel, serta menggunakan media sosial secara tepat, bahkan perusahaan raksasa pun harus beradaptasi dengan baik.

4. Transformasi digital

Saat ini, orang terbiasa menghabiskan sebagian besar waktu mereka di rumah. Mereka juga mulai menginvestasikan sejumlah uang untuk renovasi agar lebih nyaman dan praktis untuk mendukung banyak kegiatan, termasuk bekerja dari rumah.

Akibatnya, kemungkinan akan sulit untuk menarik konsumen jauh dari rumah mereka, bahkan setelah COVID-19 tidak lagi menjadi risiko.

Konsumen saat ini lebih suka berbelanja online sambil tetap berbelanja langsung ke toko. Jadi, jika Anda hanya bergantung pada rantai pasokan offline, brand Anda kemungkinan akan mengalami banyak tantangan di masa depan.

Solusi :

  • Lakukan transformasi digital dan investasikan anggaran dalam digital marketing yang tepat untuk menyampaikan pesan kepada konsumen yang Anda targetkan.
  • Optimalkan penggunaan media sosial untuk mendekati konsumen melalui topik yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
  • Jadikan pengalaman belanja online Anda di toko Anda senyaman belanja offline dengan pelayanan prima.
  • Gunakan program loyalitas omnichannel untuk memberi penghargaan kepada pelanggan Anda saat mereka berbelanja offline atau online.

5. Mendefinisikan channel penjualan

Meski transformasi digital telah menggeser sebagian besar konsumen untuk melakukan pembelian online, mereka tetaplah konsumen yang suka berbelanja langsung di toko.

Konsumen berharap dapat menemukan produk yang mereka cari di semua saluran penjualan, mulai dari grosir toko, pasar tradisional, supermarket, dan belanja online.

Industri FMCG harus siap memenuhi kebutuhan tersebut dengan rantai pasokan yang terintegrasi atau bahkan rantai pasokan yang lebih pendek untuk memenuhi pelanggan di waktu dan tempat yang tepat.

Solusi:

  • Bangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan distributor dan agen penjualan lainnya, sehingga produk Anda dapat menjangkau konsumen lebih cepat.
  • Motivasi distributor Anda dengan reward dan insentif yang menarik sehingga mereka memprioritaskan produk Anda dibanding kompetitor.

6. Perubahan situasi keuangan konsumen

Berbeda dengan konsumen elektronik yang siap membayar lebih untuk kualitas merek tertentu, konsumen FMCG lebih sensitif terhadap harga. Pandemi membuat konsumen menengah ke bawah mengurangi pembelian dan lebih sensitif terhadap harga barang.

Dengan mengetahui kondisi ini, Anda dapat lebih memahami dampak kenaikan atau penurunan harga pada keuntungan Anda dan waktu perubahan harga yang direncanakan untuk memanfaatkan situasi pelanggan Anda.

Solusi:

  • Industri FMCG harus menilai sensitivitas setiap kategori produk dan pelanggan potensial untuk menyesuaikan strategi pemasaran dan komersial mereka.
  • Tidak ada salahnya membuat kemasan yang ekonomis, seperti ukuran sachet, agar konsumen tetap mampu membeli produk Anda.

7. Tren Green Customer yang meningkat

Dalam situasi saat ini, keberadaan green customer terus meningkat. Mereka lebih memilih produk ramah lingkungan dengan kemasan yang aman untuk menikmati produk favorit mereka sekaligus menyelamatkan bumi.

Pelanggan ramah lingkungan ini diharapkan tumbuh lebih besar di masa depan karena Milenial dan Gen Z akan mendominasi dunia. Kedua individu generasi ini dikenal lebih peduli dengan lingkungan.

Menurut Fooddive, 54% konsumen yang disurvei menyatakan bahwa mereka mempertimbangkan kemasan yang sustainable saat membeli suatu produk, dan 83% dari mereka mengatakan bahwa mereka bersedia membayar lebih untuk kemasan ramah lingkungan tersebut.

Solusi:

  • Mengubah kemasan menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan bukanlah hal yang mudah dan murah. Banyak perhitungan yang perlu dianalisis ulang. Namun, selalu ada cara kreatif untuk menyiasatinya.
  • Pembuatan layanan isi ulang kemasan kosong dapat dianggap sebagai langkah awal dalam upaya keberlanjutan ini. Unilever dan Body Shop merupakan dua perusahaan yang mengambil langkah ini dengan menyediakan refill station di beberapa daerah.

The Takeaway

resiliensi-industri-fmcg (2)
Konsumen saat ini dipaksa untuk mengubah rutinitas sehari-hari mereka secara signifikan karena pandemi, dan ini akan berdampak pada perilaku pembelian di tahun-tahun mendatang.

Untuk tumbuh dan berkembang bahkan di masa pandemi, brand FMCG harus bersedia menerima "new normal" ini. Brand yang melakukannya akan lebih siap untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berubah sekarang dan di masa depan.

Tada dapat membantu Anda membangun program loyalitas untuk memberikan insentif kepada pelanggan setia Anda serta untuk mempertahankan mereka. Kami juga memiliki program loyalitas omnichannel yang memungkinkan Anda memberi penghargaan kepada pelanggan Anda di mana saja, kapan saja, kapan pun mereka membeli produk Anda.

Request demo gratis kami sekarang untuk mengetahui lebih banyak tentang bagaimana program loyalitas kami dapat cocok untuk mendukung tujuan bisnis Anda.

Request a Demo

Profile

Nuraini

Content marketing specialist