Kemunculan e-commerce dan marketplace seperti Tokopedia dan Shopee telah mengubah lanskap bisnis secara keseluruhan. Pandemi pun telah mempercepat perubahan perilaku konsumen dimana belanja online menjadi tren baru yang besar kemungkinan akan tetap eksis meski pandemi sudah berakhir.
Dengan kondisi seperti sekarang ini, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa teknologi telah mendorong transformasi bagi bisnis FMCG. Perusahaan yang bergerak di bidang ini perlu terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi untuk tetap relevan di tengah pasar yang kompetitif.
McKinsey memprediksikan bahwa pada tahun 2022, pasar e-commerce di Indonesia akan mencapai USD 65 miliar atau sekitar Rp 948 triliun. Angka fantastis ini harusnya dapat memacu perusahaan FMCG untuk melakukan migrasi digital dengan lebih serius lagi.
Manfaatkan Teknologi untuk Atasi Tantangan Bisnis
Lalu apa saja tantangan bisnis FMCG yang bisa diatasi jika industri FMCG meningkatkan penggunaan teknologi dan melakukan migrasi digital?
Jawabannya bisa banyak dan beragam, tergantung bagaimana transformasi digital yang dilakukan perusahaan. Nah, berikut ada beberapa tantangan umum yang dihadapi setiap perusahaan FMCG dan bagaimana teknologi dapat membantu menyelesaikannya.
1. Disrupsi Marketplace
Sejak pertumbuhan akses internet pada tahun 1990-an dan lahirnya model bisnis Amazon yang kompetitif, industri retail dan FMCG belum mengalami perubahan yang signifikan seperti sekarang ini.
Namun di tahun-tahun belakangan ini, perkembangan marketplace dimana setiap brand dan retailer bisa membuka toko online dan berjualan via online platform semakin meningkatkan persaingan bisnis FMCG.
Penjualan online kini menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi setiap perusahaan mengingat semakin banyaknya konsumen memilih belanja online di marketplace ketimbang belanja langsung di supermarket. Jadi tak heran melihat hampir semua brand FMCG sudah merambah ke berbagai marketplace.
Disrupsi marketplace membuat proses distribusi barang semakin bervariasi dan memberikan banyak peluang bagi perusahaan untuk menjual barang ke end-customer.
Solusi:
Alihkan pemasaran Anda ke ranah digital dengan memanfaatkan kehadiran media sosial, situs web atau aplikasi sendiri untuk menjangkau basis konsumen yang suka berbelanja online dengan lebih komprehensif lagi.
Anda juga bisa membuka official store di berbagai marketplace untuk menyediakan produk-produk yang dijamin asli dan berkualitas untuk end-customer Anda.
Anda bahkan bisa membuat toko virtual untuk brand dan mengajak customer untuk menjadi reseller Anda lewat program social commerce atau virtual franchise yang ditawarkan Tada.
2. Meningkatnya Persaingan
Kabar baik dari teknologi digital adalah perusahaan Anda dapat menjangkau konsumen yang lebih luas, namun di sisi lain, hal ini juga memicu persaingan yang semakin ketat.
Produk Anda bersaing secara global dengan brand dari berbagai negara dan juga brand lokal di platform online yang sama. Dengan begitu, setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada harga dan produk tetapi juga pada layanan pengiriman dan customer experience yang lebih baik.
Solusi:
Terapkan program insentif B2B terpadu untuk memberi insentif kepada distributor, pengecer, dan partner bisnis lainnya sehingga mereka akan memprioritaskan untuk menjual produk Anda daripada pesaing agar mendapat insentif dan hadiah.
Program Loyalitas B2B Tada dapat membantu perusahaan Anda menciptakan insentif dengan reward yang menarik untuk mendorong partner bisnis Anda. Dengan berbagai pilihan reward dari 20 kategori berbeda, Anda bisa memberikan insentif yang unik dan spesial dibanding dengan kompetitor.
3. Meningkatnya Kompleksitas Supply Chain
Perusahaan FMCG tidak lagi dapat bergantung hanya pada logistik yang mengirimkan produk mereka ke toko-toko kelontong tepat waktu.
Dengan semakin banyaknya inovasi di bidang logistik yang memengaruhi distribusi lewat supply chain, rantai pasok produk kini semakin kompleks. Perusahaan harus dapat mengantisipasi hal ini dengan memanfaatkan teknologi.
Solusi:
Gunakan sistem manajemen distributor berbasis AI atau cloud untuk mengoptimalkan supply chain, memperkirakan permintaan, dan penawaran produk yang lebih dipersonalisasi.
Bisnis juga dapat mengembangkan aplikasi pemesanan yang memungkinkan retailer hingga pemilik warung kecil melakukan pemesanan langsung ke perusahaan daripada mengandalkan distributor atau grosir.
Untuk membuat aplikasi distributor atau retailer tersebut jadi semakin unik, Anda juga dapat menerapkan poin loyalitas per pembelian yang berhasil.
4. Perubahan Profil Konsumen
Seperti disebutkan sebelumnya, profil konsumen industri FMCG telah berubah; lebih banyak orang lebih memilih belanja online daripada berbelanja langsung di toko, ingin pengalaman berbelanja yang cepat dan lancar, punya banyak metode pembayaran, pengiriman gratis, dan kemudahan melacak pembelian mereka.
Perusahaan FMCG harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di semua touch point, baik online maupun offline, agar mereka tetap engage dengan produk Anda. Dan tentu saja, teknologi dapat membantu Anda mengatasi tantangan yang satu ini!
Solusi:
Semakin banyak peluang yang Anda miliki untuk memasuki gaya hidup customer, semakin jelas identitas brand Anda di benak mereka. Menggunakan omnichannel loyalty program dapat membantu meningkatkan relationship dengan para customers yang memiliki preferensi yang berbeda-beda.
Gunakan platform omnichannel loyalty yang memungkinkan rewards yang dipersonalisasi untuk membangun hubungan baik dengan pelanggan. Seperti program Omnichannel Tada misalnya.
Program ini memungkinkan Anda untuk memberikan poin reward untuk setiap pembelian pelanggan di toko online maupun offline. Anda juga bisa mengirim blast pesan ke semua member dengan mudah.
5. Komunikasi dengan End-customer
Internet merubah segala aspek termasuk cara berkomunikasi dengan konsumen. Jika di saat media sosial belum punya banyak pengguna, konsumen menyampaikan komplain langsung pada petugas di toko.
Namun saat ini, mereka mungkin tampak tenang di hadapan pegawai toko Anda, tapi sesampainya di rumah mereka bisa saja langsung menuliskan ulasan yang sangat buruk lewat media sosial yang berpotensi menjadi viral dan membuat bisnis Anda mendapat reaksi negatif.
Pemilik bisnis masa kini, bukan hanya perusahaan FMCG, harus memahami kecenderungan pelanggan yang saat ini jauh lebih nyaman berbicara melalui media sosial.
Solusi:
- Gunakan media sosial sebagai platform untuk berkomunikasi dengan end-customer.
- Aktifkan media sosial Anda, jangan hanya terpaku pada postingan produk, tetapi juga bagikan konten edukatif, menyenangkan, dan menarik yang selaras dengan bisnis Anda.
- Buat berbagai konten tentang produk Anda, promo, kuis, dan berikan customer service yang baik dengan menjawab pertanyaan atau komplain mereka dengan tepat waktu.
So, What’s Next?
Terlepas dari tantangan yang ada, industri FMCG memiliki masa depan yang cerah. Faktor utama seperti teknologi ritel merupakan trend penting untuk pengembangan sektor FMCG.
Bisnis FMCG harus beradaptasi dengan teknologi baru, proaktif dalam menghadapi krisis karena perkembangan zaman, dan fleksibel dalam implementasi strateginya. Bisnis FMCG juga dapat mulai memberi insentif kepada customer B2B dalam supply chain seperti distributor, sub-distributor, grosir, pengecer, dan lainnya dengan berbagai reward yang menarik.
Tada dapat membantu Anda membuat B2B loyalty program untuk distributor hingga retailer yang sukses dan dapat segera digunakan dalam waktu singkat. Kami telah membantu bisnis di berbagai industri untuk membuat program loyalitas B2B maupun untuk customer loyalty program.
Request demo kami sekarang untuk melihat secara langsung bagaimana Tada membantu pemilik bisnis meretensi pelanggan dengan lebih baik dengan program loyalty yang scalable.