Selama ini Anda pasti sudah sering membaca dari berbagai sumber mengenai kehebatan advocacy marketing, sistem promosi yang menggunakan konsumen untuk melakukan referral kepada konsumen lainnya.
Advocacy marketing memang merupakan salah satu strategi marketing yang paling terjangkau, baik dari segi waktu dan biaya serta bisa diaplikasikan untuk berbagai tipe bisnis berbeda.
Untuk Anda yang ingin advocacy marketing bisa memberikan hasil maksimal, coba simak beberapa insight yang diberikan oleh Cassandra Jowett, seorang senior content marketing manager di Influitive:
1. Brand advocate tak perlu berasal dari kalangan terkenal
Anda mungkin berpikir kalau semakin terkenal seseorang yang menjadi brand advocate, maka akan lebih mudah pula meyakinkan konsumen untuk menggunakan sebuah produk.
Namun menurut Jowett, hal ini tidak selamanya benar.
Untuk mendapatkan brand advocate terbaik, Anda cukup mencari orang yang memiliki pengalaman baik dengan brand Anda, dan itu adalah para konsumen yang selama ini merasa terpuaskan.
Tentu saja influencer memiliki kemampuan untuk menarik perhatian lebih banyak orang, namun bukan berarti mereka bisa meyakinkan seseorang untuk membeli sebuah produk.
Jadi kesimpulannya, brand advocate terbaik adalah para konsumen yang selama ini selalu melakukan repeat order dan memberikan review positif baik secara online maupun offline.
Masalahnya, tak semua brand memiliki konsumen yang mau dengan suka rela melakukan referral kepada orang-orang terdekatnya. Di sinilah saatnya Anda menciptakan sebuah advocacy marketing campaign yang akan menarik minat konsumen untuk melakukan referral.
2. Mulai advocacy marketing campaign dari sesuatu yang sangat sederhana
Jowett menegaskan tidak perlu membuat advocacy marketing yang terlalu rumit, karena hal tersebut justru bisa menurunkan keinginan konsumen untuk berpartisipasi.
Tweet, komen, feedback, dan shares menjadi beberapa hal paling sederhana yang bisa dilakukan dalam advocacy marketing campaign. Konsumen hanya membutuhkan beberapa detik saja untuk melakukan referral kepada orang lain dan membagikan informasi positif mengenai brand Anda.
Namun bagaimana agar konsumen merasa ringan dalam membagikan informasi mengenai brand Anda di media sosial pribadi mereka?
Anda harus memadukan 3 hal sekaligus yakni pertanyaan, edukasi, dan tantangan kepada konsumen.
- Yang pertama, minta pendapat konsumen mengenai brand Anda untuk membuat mereka merasa lebih terlibat.
- Kedua, berikan informasi mengenai produk Anda secara rutin melalui konten yang menarik.
- Ketiga, buat challenge yang menguntungkan konsumen, misalnya saja siapa yang paling banyak share informasi tentang brand maka akan mendapatkan diskon 50 persen saat berbelanja.
3. Ingat jika advocacy marketing harus memberikan keuntungan dua arah
Anda tak akan bisa mendapatkan hasil terbaik dari advocacy marketing kalau hanya mengharapkan keuntungan perusahaan.
Menurut Jowett, merupakan sebuah kesalahan besar jika perusahaan melakukan advocacy marketing dari sudut pandang pemilik bisnis. Sebaliknya, perusahaan harus bisa mengaplikasikan advocacy marketing yang menguntungkan dari sudut pandang konsumen.
Langkah awal untuk melakukan hal tersebut adalah memberikan apresiasi kepada konsumen yang sudah melakukan referral di luar campaign.
Pastikan konsumen merasa bahwa advocacy program yang ada bukan sekedar untuk mememberikan keuntungan kepada perusahaan tapi juga memberikan manfaat bagi para konsumen.
Rewards yang Anda berikan dalam campaign juga tak perlu selalu berhubungan dengan hadiah besar, bisa berupa hadiah sederhana untuk para konsumen sebagai ucapan terimakasih.
Jika 3 hal tersebut menjadi perhatian utama Anda, maka advocacy marketing bisa memberikan hasil lebih besar dari yang Anda bayangkan.