Seperti dunia politik yang bisa penuh gimmick, dunia bisnis pun seringkali tak jauh berbeda. Kompetisi memenangkan hati pelanggan yang semakin ketat membuat banyak praktik bisnis di luar batas etika yang dapat terjadi. Salah satunya adalah serangan black campaign ke kompetitor.
Sama seperti campaign marketing pada umumnya, black campaign pun bisa hadir dalam berbagai jenis yang perlu diwaspadai. Mari ketahui lebih banyak mengenai black campaign dan bagaimana cara mengatasinya agar tidak berpengaruh pada bisnis Anda.
Apa Itu Black Campaign?
Sejatinya pelaku bisnis professional tidak akan melakukan black campaign, namun hal ini tidak dapat dihindari.
Black campaign adalah salah satu strategi yang dilakukan untuk menjatuhkan suatu brand atau produk secara sengaja, baik pada media konvensional maupun secara online.
Seiring dengan kemajuan jaman, black campaign pun semakin mudah dilakukan lewat media sosial . Tak heran jika dalam survei Masyarakat Telematika Indonesia tahun 2022 diperoleh data jika saluran penyebaran hoax tertinggi adalah melalui sosial media.
Dengan jumlah pengguna yang besar, sangat mudah bagi siapa saja untuk melancarkan black campaign marketing melalui berbagai platform sosial media seperti Instagram, TikTok ataupun media sosial yang lainnya.
Jenis Black Campaign di Dunia Marketing
Black campaign dalam bisnis termasuk ini umumnya dapat berupa penyebaran isu negatif, review palsu terkait brand lain hingga penggunaan keyword negatif sebagai bagian dari strategi SEO dengan tujuan menimbulkan persepsi buruk atau negatif di kalangan masyarakat luas terhadap produk tersebut.
Tujuan dari black campaign ini adalah membuat pelanggan brand tersebut beralih ke brand kompetitor.
Dampak Black Campaign untuk Bisnis
Tentunya tidak ada satu perusahaan di dunia yang ingin menjadi target black campaign karena memiliki pengaruh bagi bisnis, seperti:
1. Menurunkan brand trust dan reputasi
Membangun brand trust bukanlah hal yang mudah dan instan karena perlu banyak strategi dan budget marketing yang perlu dikeluarkan.
Namun, saat perusahaan terkena black campaign dari kompetitor, kepercayaan konsumen pada brand dapat hilang dalam waktu singkat yang tentu saja dapat mempengarui jumlah sales dan revenue perusahaan in the long run.
2. Mempengaruhi purchasing behavior pelanggan
Konsumen saat ini sudah lebih cerdas dan memiliki opsi melimpah dalam membeli barang atau menggunakan jasa tertentu.
Mereka kini lebih kritis dengan perusahaan di balik brand yang mereka pakai terhadap isu-isu penting, seperti penggunaan bahan baku, mendukung isu-isu sosial seperti kesetaraan gender, tidak mendukung animal cruelty, menggunakan packaging biodegradable dan sebagainya.
Namun, saat rumor buruk menimpa brand langganan mereka, apalagi yang bersinggungan dengan value yang mereka miliki, maka hal ini dapat menyebabkan mereka enggan membeli produk yang sama yang akhirnya membuat brand kehilangan pelanggan setia.
Jika dibiarkan berlarut-larut, jumlah penjualan pun dapat turun yang akhirnya mempengaruhi bottom line perusahaan secara negatif.
3. Biaya ekstra untuk kembali bangun reputasi
Untuk kasus black campaign berat yang sudah sampai viral kemana-mana, perusahaan perlu melakukan damage control dengan berbagai hal yang dianggap sesuai dengan kondisi.
Misalnya melayangkan gugatan hukum jika ada individu atau brand yang secara terang-terangan menyerang Anda dengan data yang salah. Bisa juga dengan membuat publikasi lewat media online nasional untuk mengcounter rumor yang beredar, menyewa influencer untuk 'berbicara' atas nama brand ke followernya dan masih banyak lainnya.
Hal ini tentu menimbulkan cost tambahan bagi perusahaan yang berpengaruh pada profit. Perusahaan pun harus kembali melakukan branding agar nama brand kembali bersih.
Cara Mengatasi Black Campaign
Tentunya black campaign ini akan merugikan, jika bisnis Anda yang dijatuhkan. Nah, untuk menghindarinya, berikut adalah cara-caranya:
1. Hindari bertindak over reactive
Menjadi sasaran black campaign tentu tidak mengenakkan. Namun jika suatu hari brand Anda mengalami hal ini, pastikan tidak bertindak over reactive dalam menghadapinya.
Anda harus percaya jika konsumen saat ini sudah banyak yang cerdas dan mampu memilah mana berita benar dan hoax mengenai berbagai isu, termasuk rumor terhadap brand Anda.
Gunakan waktu Anda untuk mengetahui inti dari black campaign yang diarahkan ke brand Anda, koordinasikan dengan tim internal untuk double check jika isu yang beredar tidak benar dan menyusun communication plan untuk disampaikan ke pelanggan dan juga masyarakat luas.
2. Perbaiki poin yang dijadikan sasaran black campaign
Setelah mengetahui area apa dari bisnis Anda yang dijadikan sasaran black campaign, selanjutnya adalah melakukan peningkatan di area tersebut. Misalnya jika brand Anda disorot karena tim customer service yang tidak ramah, maka perbaiki cara tim internal Anda dalam berbicara ke pelanggan.
Dengan begini, maka isu atau rumor yang dialamatkan ke brand Anda akan diabaikan oleh pelanggan yang merasa puas dengan produk dan juga pelayanan after sales.
3. Meningkatkan edukasi dan branding
Cara lain untuk counter black campaign ke brand Anda adalah dengan melakukan edukasi berkelanjutan di semua channel mengenai produk Anda berkaitan dengan isu yang beredar. Misalnya saja artikel di blog, media sosial hingga media online, talkshow di radio atau podcast dan lainnya.
Tak hanya baik untuk sisi branding, counter attack seperti ini jauh lebih baik dibanding melakukan hal yang sama ke kompetitor. Ingat, konsumen saat ini sudah pintar dalam melihat brand mana yang berkualitas, mana yang hanya mengandalkan negative campaign untuk menarik perhatian.
Black campaign tidak seharusnya ada di strategi marketing brand mana pun karena sudah selayaknya sebagai profesional untuk menjunjung etika berbisnis yang baik.
Daripada menggunakan black campaign sebagai cara promosi dan mendapatkan pelanggan, lebih baik menggunakan strategi lain seperti iklan, endorsement dengan influencer, ataupun media sosial sebagai wadah branding Anda.