12 Kesalahan dalam Membuat B2B Loyalty Program dan Cara Menghindarinya

Topics:

Jul 14, 2023 • 12 min read

Mistakes to Avoid When Creating a B2B Loyalty Program

Membangun B2B loyalty program yang sukses dapat menjadi game-changer bagi bisnis. Proses pembuatan program ini membutuhkan pemikiran strategis, perencanaan yang cermat, dan pemahaman yang mendalam tentang dinamika channel partner dalam jaringan distribusi.

Namun, dalam mengembangkan program loyalitas yang efektif bukannya tanpa tantangan. Banyak perusahaan yang menjadi korban kesalahan umum yang menghambat efektivitas program loyalty mereka.

Untuk memastikan program loyalitas B2B Anda sukses, sangat penting untuk mengetahu kesalahan-kesalahan tersebut dan secara proaktif menghindarinya.

Kesalahan Umum Saat Membuat Membuat B2B Loyalty Program

Mari kita telusuri 12 kesalahan umum yang harus dihindari saat membuat program loyalitas B2B.

Dengan memahami kesalahan-kesalahan ini, perusahaan dapat mengembangkan program loyalitas yang powerful kuat yang dapat mendorong retensi channel partner, memperkuat hubungan partnership, dan meningkatkan profitabilitas bisnis.

1. Tujuan program yang kurang jelas

Tanpa tujuan yang jelas, perusahaan akan terlihat berjalan tanpa tujuan, tidak memiliki gambaran jelas mengenai untuk apa memiliki program ini atau bagaimana cara mengukur efektivitas program loyalty ini.

Dengan mendefinisikan tujuan membuat program loyalty B2B yang spesifik dan terukur, perusahaan dapat memastikan bahwa program ini memiliki tujuan dan berdampak positif bagi bottom line.

Untuk menghindari kesalahan ini, perusahaan harus menginvestasikan waktu untuk menentukan tujuan program loyalitas B2B mereka sebelum mulai mengimplementasikannya.

Di awal, tentukan apa tujuan dibuatnya program in untuk bisnis Anda. Apakah ingin meningkatkan loyalitas channel partner, mendorong repeat order, memperluas market share, atau ingin memperkenalkan produk baru. Setiap tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART).

2. Struktur program yang buruk dan kompleks

Karena target dari program ini adalah channel partner yang termasuk individual yang sibuk dan juga memiliki bisnis tersendiri, program loyalty B2B perusahaan Anda harus memiliki struktur yang sederhana dan mudah dipahami agar dapat menarik perhatian mereka.

Struktur program harus dengan jelas menguraikan bagaimana channel partner mendapatkan poin atau reward, apa saja yang perlu mereka lakukan dan bagaimana cara mereka menukar poin yang dimiliki.

Struktur program juga harus memberikan transparansi tentang value dan jenis reward untuk memastikan bahwa reward dari program ini sepadan dengan effort mereka.

Struktur program yang buruk dan kompleks dapat menimbulkan efek yang merugikan. Channel partner mungkin kesulitan untuk menavigasi program, memahami aturan dan persyaratannya, atau memahami manfaat program ini untuk mereka. Hal ini dapat menyebabkan tingkat partisipasi dan engagement yang pada akhirnya membuat program loyalty kurang efektif.

Untuk menghindari kesalahan ini, perusahaan harus menginvestasikan waktu untuk merancang struktur program yang user-friendly, sederhana dan tidak ribet,

Anda harus menyederhanakan proses earn and burn untuk loyalty point yang didapatkan, mengkomunikasikan value proposition dengan jelas, dan memastikan bahwa peraturan program mudah dimengerti.

Dengan berfokus pada kesederhanaan dan kejelasan struktur program, Anda dapat menciptakan program loyalty B2B yang menarik dan bermanfaat bagi channel partner.

3. Tidak sesuai dengan tujuan bisnis jangka panjang

Program loyalitas B2B tidak boleh berdiri sendiri, tetapi harus menjadi bagian integral dari strategi perusahaan secara keseluruhan.

Kegagalan untuk menyelaraskan program loyalty dengan tujuan bisnis dapat mengakibatkan proses dan resource yang tidak maksimal bahkan terkesan buang-buang uang. Hal ini dapat menyebabkan alokasi resource yang tidak efektif dan hilangnya kesempatan untuk bersinergi dengan strategi lain yang sudah dijalankan perusahaan.

Untuk menghindari kesalahan ini, perusahaan harus mulai dengan mendefinisikan tujuan bisnis mereka secara menyeluruh dengan jelas dan kemudian menyelaraskan tujuan pembuatan program loyalitas dengan tujuan tersebut.

Penyesuaian ini harus mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan prioritas bisnis yang spesifik.

4. Proses pendaftaran yang terlalu rumit

Tahap pendaftaran adalah hal pertama yang harus dilewati untuk berpartisipasi dalam program loyalty, dan jika terlalu rumit atau membebani, hal ini dapat menghalangi calon member dan menghambat keberhasilan program.

Proses pendaftaran yang terlalu rumit dapat mengakibatkan berbagai konsekuensi negatif. Channel partner dapat menjadi frustrasi atau kewalahan dengan formulir yang rumit, permintaan informasi yang berlebihan, atau prosedur verifikasi yang membosankan.

Akibatnya, mereka mungkin tidak akan tertarik untuk mendaftar sama sekali, yang pastinya menyebabkan jumlah member yang lebih rendah dan berkurangnya tingkat engagement.

Untuk menghindari kesalahan ini, perusahaan harus berupaya menciptakan proses pendaftaran yang sederhana dan efisien. Hal ini berarti meminimalkan jumlah langkah yang diperlukan, menghilangkan dokumentasi yang tidak perlu, dan mengoptimalkan pengalaman pengguna untuk memastikan proses pendaftaran yang mulus.

Hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkan solusi teknologi yang mengotomatisasi entri data, menyederhanakan pengisian formulir, dan memberikan instruksi yang jelas di setiap langkah.

5. Opsi reward yang terbatas

Ketika channel partner mendapatkan reward atau mengumpulkan poin, sangat penting untuk menyediakan beragam pilihan reward redemption yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka. Gagal untuk menyediakan berbagai pilihan reward untuk member dapat membuat daya tarik program loyalitas Anda berkuranf.

Dengan menyediakan opsi penukaran reward yang terbatas, perusahaan mungkin gagal memenuhi beragam kebutuhan dan preferensi channel partner mereka. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan dan berkurangnya tingkat engagement karena channel partner mungkin menganggap program ini kurang menarik.

Untuk menghindari kesalahan ini, perusahaan harus memastikan berbagai pilihan opsi penukaran reward yang sesuai dengan minat dan preferensi channel partner mereka.

Variasi pilihan reward ini dapat mencakup berbagai hal seperti diskon produk, e-voucher untuk belanja, penawaran eksklusif, barang fisik, atau bahkan donasi untuk amal.

Menawarkan beragam pilihan reward memungkinkan channel partner untuk memilih reward yang secara pribadi relevan dan berharga bagi mereka, sehingga meningkatkan motivasi mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam program Anda.

6. Hanya menggunakan reward transaksional

Meskipun reward transaksional, seperti diskon atau poin berdasarkan pembelian merupakan reward paling sering ditawarkan dalam program loyalitas B2B, namun hanya berfokus pada reward transaksional saja dapat membatasi keefektifan program dan tidak dapat memenuhi kebutuhan reward channel partner yang lebih luas.

Hubungan B2B dibangun di atas lebih dari sekadar transaksi. Hubungan ini melibatkan kepercayaan, kolaborasi, dan kemitraan jangka panjang. Dengan hanya mengandalkan reward transaksional, Anda mengabaikan peluang untuk menumbuhkan engagement dan loyalitas yang lebih baik di antara channel partner.

Untuk menciptakan program loyalitas yang lebih komprehensif dan sukses, perusahaan harus mempertimbangkan untuk memasukkan reward non-transaksional sebagai opsi. Jenis reward ini dapat berupa akses eksklusif ke resource atau acara, incentive travel, kesempatan pengembangan profesional, atau kemitraan strategis.

Dengan menawarkan perpaduan antara hadiah transaksional dan non-transaksional, perusahaan dapat mengenali dan menghargai mitra B2B atas kontribusi dan komitmen mereka secara keseluruhan, sehingga memperkuat kemitraan lebih dari sekadar transaksi.

7. Penukaran poin reward yang rumit

Meskipun mendapatkan reward adalah aspek penting dari program loyalitas, pengalaman penukaran poin reward memainkan peran penting dalam mendorong kepuasan channel partner dan kesuksesan program. Jika proses penukaran poin reward terlalu rumit, channel partner mungkin akan merasa frustrasi dan enggan untuk menukarkan poin yang telah mereka peroleh dengan susah payah.

Proses penukaran poin reward yang rumit dapat menyebabkan ketidakpuasan partner, kebingungan, dan bahkan tidak lagi ingin bergabung di program loyalitas tersebut.

Challenge yang dapat dihadapi channel partner dalam menukarkan poin mereka bisa saja berupa prosedur verifikasi yang rumit, banyak form yang harus diisi, waktu penukaran yang terbatas, atau instruksi yang tidak jelas. Tantangan-tantangan ini dapat menghilangkan excitement dan juga merusak experience yang dirasakan channel partner.

Untuk menghindari kesalahan ini, Anda harus berinvestasi menggunakan platform loyalty yang menawarkan proses penukaran reward yang mudah mudah dan cepat.

Instruksi yang jelas, navigasi yang sederhana, dan pelacakan status reward secara real-time dapat meningkatkan experience proses penukaran reward dan menciptakan kesan positif terhadap program.

8. Tidak fokus pada fraud dan pencegahannya

Aktivitas fraud atau penipuan, seperti penukaran reward yang tidak sah, peretasan akun, atau penyalahgunaan reward dapat menimbulkan konsekuensi yang parah bagi program loyalitas.

Fraud dalam program loyalty tidak hanya mengakibatkan kerugian finansial tetapi juga merusak reputasi program dan bisnis itu sendiri. Oleh karena itu, Anda harus secara proaktif membangun sistem security untuk mendeteksi dan mencegah fraud untuk memastikan keamanan dan juga kredibilitas program.

Untuk memerangi fraud secara efektif, bisnis harus berinvestasi ke platform loyalty yang menawarkan teknologi pendeteksi fraud dan menerapkan protokol security yang ketat.

Mekanisme ini dapat mencakup algoritma canggih yang menganalisis pola transaksi, sistem pemantauan real time, dan proses otentikasi yang aman.

Dengan terus memantau dan menganalisis data program, perusahaan dapat mendeteksi aktivitas yang mencurigakan dengan segera dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko fraud.

9. Mengabaikan personalisasi dan kustomisasi

Partner B2B biasanya mengharapkan pengalaman yang disesuaikan dengan preferensi, kebutuhan, dan tujuan bisnis mereka.

Kustomisasi dan personalisasi program loyalty memungkinkan partner B2B untuk memiliki kendali atas pengalaman mereka saat berinterkasi dengan program loyalitas tersebut.

Mengabaikan personalisasi dan kustomisasi dapat menyebabkan pendekatan one-size-fits-all yang tak cocok dengan partner B2B.

Hal ini karena pendekatan tersebut akan membuat program B2B loyalty Anda terlihat tidak variatif, memberikan reward yang tidak relevan dan kurangnya relevansi antara partner dengan program tersebut.

Pada akhirnya, hal ini dapat mengurangi efektivitas program dan membatasi kemampuannya untuk menumbuhkan loyalitas dan engagement channel partner dalam jangka panjang.

Untuk menghindari kesalahan ini, bisnis harus berinvestasi menggunakan platform loyalty yang menyediakan fitur personalisasi dan kustomisasi yang komprehensif.

Memilih platform loyalty yang tepat sangat penting karena platform tersebut berfungsi sebagai engine di balik program, memungkinkan bisnis untuk memberikan pengalaman dan reward yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keingingan channel partner mereka.

10. Tidak mempromosikan program loyalitas Anda

Membangun program B2B loyalty yang dirancang sebegitu keren hanyalah setengah dari perjuangan; perusahaan juga harus mempromosikannya untuk memastikan tingkat partisipasi dan engagement maksimum dari channel partner mereka.

Gagal dalam mempromosikan program loyalty dapat mengakibatkan rendahnya jumlah channel partner yang mau bergabung dan hilangnya kesempatan untuk meningkatkan loyalitas channel partner terhadap produk atau brand Anda.

Channel partner perlu mengetahui tentang program loyalty Anda, manfaatnya, dan bagaimana program ini sejalan dengan tujuan bisnis mereka. Oleh karena itu, strategi promosi yang komprehensif sangat penting untuk mengkomunikasikan value proposition program loyalitas dan memotivasi channel partner untuk berpartisipasi secara lebih aktif.

Untuk mempromosikan program loyalitas B2B secara efektif, perusahaan harus memanfaatkan berbagai channel dan taktik pemasaran. Hal ini termasuk mengintegrasikan promosi program loyalty ke dalam channel komunikasi yang sudah ada seperti newsletter, email marketing, media sosial, dan juga website perusahaan.

Pastikan pesan yang konsisten dan tepat sasaran dengan meng-highlight fitur, manfaat, dan reward unik yang ditawarkan program, sekaligus menekankan value yang diberikan ke channel partner.

11. Tidak mengevaluasi program loyalitas B2B secara rutin

Tanpa evaluasi rutin, perusahaan akan kehilangan insight dan peluang berharga untuk peningkatan program yang dapat menghambat efektivitas dan kesuksesan program dalam jangka panjang.

Evaluasi rutin memungkinkan perusahaan untuk melacak KPI program, mengukur dampaknya terhadap goals dan loyalitas channel partner, serta mengidentifikasi hal-hal yang bisa ditingkatkan.

Dengan menganalisis data dan feedback, perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan program, mengatasi berbagai kendala yang mungkin ada dan memastikan program berjalan sesuai dengan goal bisnis.

Untuk mengevaluasi program loyalitas B2B secara efektif, perusahaan harus menetapkan metrik dan tolok ukur evaluasi yang jelas sejak awal. Metrik ini dapat mencakup tingkat partisipasi mitra, frekuensi penukaran poin reward, pendapatan yang dihasilkan melalui program loyalty, dan KPI terkait lainnya.

Melacak metrik-metrik tersebut secara teratur memberikan insight mendalam tentang kinerja program dan memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi tren, pola, dan area perbaikan.

12. Memilih platform loyalty management yang tidak fleksibel

Pemilihan platform loyalty management sangat penting karena berfungsi sebagai engine yang menjalankan program, memfasilitasi administrasi, partner engagement, dan juga perihal reward.

Memilih platform loyalty yang tidak memiliki fleksibilitas dan tidak scalable dapat menghambat kemampuan program untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis dan memberikan experience yang seamless.

Platform loyalty management yang Anda pilih sepatutnya memiliki fitur-fitur seperti ini:

  • Berbagai macam fitur dan fungsi yang dapat disesuaikan untuk mengakomodasi kebutuhan unik program loyalitas B2B.
  • Fleksibilitas untuk merancang dan mengonfigurasi aturan program, tier program, struktur hadiah, dan workflow program, sehingga Anda dapat menyesuaikan program agar sesuai dengan industri, target audiens, dan goal bisnis yang terus berubah dan berkembang.
  • Mampu berintegrasi dengan technology stack lainnya, seperti CRM, ERP, platform e-commerce, dan tool marketing automation lainnya.
  • Kemampuan analitik dan pelaporan yang akurat dengan insight real-time tentang kinerja program, perilaku channel partner, dan data penting lainnya.
  • Platform yang mudah digunakan dengan navigasi yang intuitif dan workflow yang jelas memastikan bahwa administrator program, account manager, dan channel B2B dapat dengan mudah menavigasi dan engage dengan program loyalty.

Wrap up!

Sales Incentive Program

Menciptakan program B2B loyalty yang sukses membutuhkan banyak perencanaan yang pastinya harus menghidnari kesalahan-kesalahan di atas. Dengan begitu bisnis dapat menciptakan untuk program B2B loyalty yang mendorong engagement, loyalitas dan retensi channel partner serta mendukung pertumbuhan bisnis.

Salah satu key element yang tidak boleh diabaikan dalam proses membuat program B2B loyalty adalah memilih platform loyalty yang tepat. Pastikan platform tersebut memiliki semua fitur yang Anda butuhkan untuk mewujudkan program loyalty terbaik untuk channel Anda.

Tada dapat membantu Anda menciptakan program loyalty yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Request demo kami sekarang untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana Tada dapat membantu bisnis Anda meningkatkan loyalty dan retensi channel partner lewat program loyalty yang dapat dikustomisasi.

Request a Demo

Profile

Nuraini

Content marketing specialist