Perubahan Tren Industri FMCG di 2022 yang Penting Untuk Diantisipasi

Topics:

Des 3, 2021 • 12 min read

Peluang selalu muncul setelah krisis. Hal ini juga terjadi pada industri FMCG pada tahun 2020.

Ketika dunia terdampak oleh pandemi Covid-19, sektor ini mencoba belajar, berinovasi, bangkit dari krisis untuk meninggalkan yang terburuk. Seperti kebanyakan sektor FMCG pada awalnya juga menghadap perubahan mendadak dan sangat terpengaruh oleh kondisi pandemi. FMCG mengalami perubahan struktural yang meliputi konsumsi di rumah, kesehatan, dan kesejahteraan. 

Di sisi lain, industri ini juga merupakan salah satu industri yang mampu bertahan bahkan tumbuh di tengah krisis. Pada Maret 2020, permintaan terhadap barang-barang ini meningkat 53% dibandingkan Maret 2019.

Sektor ini juga tumbuh lebih kuat di negara-negara yang paling terpukul oleh krisis, karena periode lockdown yang lebih lama. Italia memperoleh peningkatan terbesar dalam industri ini, sekitar 62 persen (Inggris: +47 persen, Prancis: +45 persen, Spanyol: +32 persen, Jerman: +20 persen, AS: +12 persen).

Mari kita lihat prediksi tren industri FMCG 2022 melalui artikel ini dan lihat bagaimana prediksi ini dapat membantu bisnis Anda memenuhi konsumen di masa yang akan datang.

Mengapa Analisis Tren Penting untuk Bisnis Anda?

Sebagai pemilik bisnis, Anda harus mempertimbangkan bahwa mengidentifikasi tren adalah salah satu hal penting untuk memastikan bahwa perusahaan tetap relevan dengan zaman. Karena tren ini cenderungnya berubah secara tiba-tiba, terutama dalam industri tertentu, mengikutinya bisa menjadi tantangan tersendiri.

Analisis trend dapat membantu Anda meningkatkan bisnis dengan mengidentifikasi area internal bisnis yang berkinerja baik dan area yang berkinerja buruk. Dengan begitu, Anda memiliki data jelas yang bisa membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik terkait strategi jangka panjang untuk mengamankan bisnis di masa depan.

Seperti jenis prediksi lainnya, analisis tren didasarkan pada prinsip dasar "What you put in is what you get out." Keakuratan dan kelengkapan data, frekuensi pengumpulan data, dan memiliki format data yang mudah diakses dan digunakan, semuanya menjadi pertimbangan penting dalam memprediksi trend. Data tersebut bisa membantu Anda mempelajari dan memprediksi kondisi konsumen maupun pasar.

Selain itu, dalam analisis tren, penting juga bagi bisnis untuk memiliki pembanding. Benchmarking harus digunakan untuk mengembangkan standar yang ideal untuk digunakan sebagai titik acuan.

Tolak ukur dapat diperoleh dengan melihat secara internal maupun eksternal. Jika bisnis berukuran serupa di industri Anda berkinerja baik, mereka dapat menjadi model bagi Anda. Demikian pula, jika departemen tertentu dalam organisasi Anda berkinerja baik, mereka juga dapat menjadi tolok ukur. 

Karakter Konsumen 2022

Setelah krisis berakhir, tentu banyak hal yang berbeda. Dengan perbedaan tersebut, bisnis Anda pun perlu beradaptasi. Cara bekerja, hidup, dan berinteraksi akan banyak berubah di beberapa industri.

Dalam skenario ini, memahami apa yang masih ingin dibeli orang, dan bagaimana menciptakan produk yang tepat bagi konsumen hari menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan oleh pelaku bisnis.

Anda perlu membayangkan kembali apa yang diinginkan konsumen, merek apa yang dapat dan harus dikembangkan, dan bagaimana kita akan hidup di era pasca-Covid-19. Apa benang merahnya? 

Sebuah studi yang dilakukan oleh WGSN mengidentifikasi 3 karakteristik utama konsumen 2022 berdasarkan analisis perilaku konsumen, komunitas, dan sentimen.

1. The Stabilisers

Menanggapi desinkronisasi dan ketidakpastian dalam tahap yang kronis, the stabilisers– terutama Milenial dan Generasi X–mulai memilih keluar dari kultus produktivitas dan memiliki penerimaan yang kuat.

Ciri khas problematika yang terbentuk di kalangan ini meliputi respon langsung terhadap anxiety, keraguan dalam mengoptimalkan karier, stabilitas kehidupan pribadi, stabilitas tubuh, dan waktu. Merespon problematika tersebut, pasar pengembangan diri (self-development) menjadi banjir peminat, baik itu life’s coaches, self-help audiobook, dan aplikasi sejenis lainnya.

Strategi untuk the stabilisers:

  • Stabilizer sudah kewalahan dengan siklus karier dan kehidupan; ciptakan lingkungan di dalam toko yang menyederhanakan pengalaman berbelanja, kenyamanan ini akan mengundang pembeli kalangan ini.
  • Ciptakan lingkungan dan produk yang menenangkan di dalam toko untuk mengurangi stres dan kecemasan menghadapi tahun 2022.

2. The Settlers

Putus asa untuk mengikuti standar siklus kerja global yang ada, the settlers biasanya Milenial dan Gen X –  berusaha membangun akar di komunitas mereka tanpa mengorbankan karir.

Era ini mengantarkan mereka pada era baru Lokalisme. Rapat-rapat yang dihadiri, jam kerja tinggi, jam tidur yang hilang, dan cangkir kopi yang dikonsumsi – menjadi kebanggaan tersendiri bagi kalangan ini. 

Strategi untuk the settlers

  • Tingkatkan kunjungan pengunjung ke toko-toko lokal melalui kolaborasi dengan merek-merek ternama  dan pertahankan permintaan konsumen akan produk eksklusif dengan memanfaatkan data konsumen Anda.
  • Bisa juga manfaatkan situs web khusus atau media sosial untuk memperkenalkan koleksi masa lalu.

3. The New Optimist

The new optimist yang dikotomis berkisar dari Gen Z hingga Boomers. Namun, terlepas dari demografi mereka yang beragam, mereka memiliki banyak karakteristik, yang paling penting adalah keinginan kuat untuk menciptakan kebahagiaan.

Generasi ini, baik tua maupun muda, menginginkan keterwakilan yang adil bagi semua. Generasi muda telah menyaksikan langsung dampak negatif dari stereotip visual, dan mereka menuntut kesetaraan visual untuk semua.

Mengikuti gejolak jiwa muda kalangan ini, merek harus memodernisasi penggambaran “the new young”  untuk merayakan orang-orang dari segala usia.

Strategi untuk the new optimist:

  • Demografi ini, yang sudah jenuh dengan iklan online, bersedia beralih ke streaming langsung untuk penawaran dan produk edisi terbatas. Untuk meningkatkan penjualan, pebisnis harus mulai mempertimbangkan berinvestasi dalam event live streaming produk branded.
  • Sederhanakan pengalaman pengguna untuk pemesanan dalam aplikasi – semakin mudah penggunaannya, semakin tinggi kemungkinan penjualan.

Perubahan Tren Konsumen 2022

2020 merupakan tahun perubahan yang fantastis bagi konsumen dan bisnis. Konsumen kini sudah memprioritaskan keselamatan mereka saat menghadapi penyakit, kehilangan pekerjaan, dan kurangnya produk dan layanan yang tersedia.

Mengetahui apa yang akan datang pasca krisis, dapat membantu perusahaan untuk melihat sekeliling dan merencanakan secara efektif bagi konsumen era ini.

Berikut tren konsumen yang akan datang di tahun 2022, pelajari untuk mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk pengembangan bisnis Anda selanjutnya.

Tren 1: Konsumen menganggap dunia sepenuhnya digital

Sejak pecahnya pandemi COVID-19, konsumen telah dengan cepat meningkatkan adopsi dan penggunaan teknologi mereka. Sekitar 80% konsumen melihat dunia serba digital, tanpa batas.

Pada April 2020, 49 persen orang dewasa  Inggris dan 63 persen orang dewasa  AS melaporkan terlibat dalam aktivitas online baru, seperti menghadiri layanan keagamaan atau berolahraga secara online.

Akibatnya, konsumen memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap kualitas pengalaman digital. Konsumen mengharapkan perusahaan untuk berlipat ganda dalam membangun pengalaman pelanggan digital yang sukses dan berkelanjutan.

TADA dapat membantu bisnis berekspansi secara digital dengan berbagai program dan fitur yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Tren 2: Ikuti alur alam

Saat ini, masyarakat lebih proaktif tentang kesehatan mereka. 61% konsumen AS menyatakan bahwa pandemi telah membuat mereka lebih khawatir akan kesehatan mental.

Penelitian yang sama mengatakan bahwa orang menjadi jauh lebih proaktif tentang kesehatan akan berpikir lebih panjang terkait gaya hidup sibuk saat ini dan kembali pada alam demi kesehatan mental. 

Tren 3: Semua berpusat pada pelanggan, berkat pandemi

Menurut Wall Street Journal, "bisnis harus menciptakan oasis luar ruangan mereka sesuai kenyamanan pelanggan." Artikel yang sama juga menyatakan bahwa "adaptasi mungkin menjadi lebih rumit dan mahal tergantung pada cuaca, tetapi struktur udara terbuka dan sistem penerangan akan terbayar karena meningkatnya permintaan akan tempat yang aman dan estetika yang mungkin terus menarik konsumen." 

Pembayaran contactless payment, penjemputan langsung, dan telemedisin juga tersedia, berkat pandemi. Semua itu berpusat pada keinginan terdalam pelanggan selama ini. 

Sayang sekali butuh pandemi untuk memacu inovasi di bidang ini. Pada akhirnya, perjalanan bisnis akan kembali, tetapi tidak seperti yang Anda harapkan. Menurut McKinsey, perjalanan bisnis mungkin tidak akan pernah pulih hingga lebih dari 80% pra-pandemi ini.

Tren 4: Baik untuk bumi dan baik untuk saya

Konsumen menjadi semakin sadar akan dampak lingkungan dari tindakan mereka dan komunitas yang lebih besar. Ini berjalan dua arah. Secara global, 55% konsumen lebih peduli terhadap lingkungan akibat COVID-19, dengan 35% lebih memperhatikan klaim keberlanjutan.

Konsumen memilih produk lokal dalam jumlah yang lebih signifikan dari sebelumnya! Sebagai akibat dari pandemi, konsumen dan pemilik restoran telah mengadopsi pola pikir yang lebih lokal, memaksa mereka untuk hidup dengan apa yang tersedia di depan pintu mereka. TADA Food Redemption Points dapat menjadi alternatif bagi pelaku bisnis untuk meningkatkan loyalitas pelanggan dengan menukarkan loyalty point berupa makanan favorit plus delivery langsung ke depan pintu rumah mereka.

Tren 5: Pengalaman berbelanja “Always On”

Konsumen seringkali dalam mode belanja pasif setiap harinya. Mereka berbelanja sambil scrolling Instagram atau TikTok, membaca berita online, dan berpartisipasi dalam rapat Zoom dengan rekan kerja. Berbeda dengan dahulu, pelanggan berbelanja dalam kondisi terarah — membuat daftar dan pergi ke toko fisik untuk membeli barang tertentu.

Menurut sebuah survei dari Double Verify, kondisi ini memungkinkan lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk mengklik iklan dan personalisasi. Seorang pelanggan yang berbelanja secara pasif membutuhkan pesan pemasaran yang berbeda. Seorang pembelanja pasif yang menelusuri Instagram, 

misalnya, dapat merespons lebih baik terhadap iklan yang membiasakan mereka dengan nilai merek Anda atau menampilkan konten inspirasional.

Tren 6: terhubung!

Covid-19 telah meningkatkan pemahaman pelanggan tentang daerah sekitarnya. Mereka mendambakan interaksi dan kolaborasi manusia yang belum pernah ada sebelumnya.

Bisa kita lihat kini banyak jaringan berkumpul untuk memberikan bantuan kepada mereka yang paling membutuhkan, dan membantu bisnis dan usaha swasta yang kesulitan. Sebagai hasilnya, kita merasa lebih dekat dengan keluarga dan berbagai kesempatan/usia.

Brand makanan, minuman, dan layanan makanan dapat memanfaatkan situasi ini dengan membingkainya sebagai interest dari pelanggan sesuai karakteristik mereka.

Media sosial memfasilitasi pertukaran informasi, yang membantu dalam hubungan generasi. Hal ini mudah terjadi di F&B dan akan terus berlangsung karena akan membantu Anda dalam mengatasi tantangan pandemi dengan saling berbagi.

Kesimpulan

New normal 2022 akan lebih berbeda dari sebelumnya. Terlepas dari industrinya, para pemilik usaha akan saling membedakan diri dari segi kreativitas, ketahanan, dan kelincahan mereka, didorong oleh pemahaman pelanggan yang kuat dan investasi teknologi yang cerdas.

Pantau tren pada tahun 2022 ini untuk merencanakan bisnis Anda secara efektif dan tetap update di dunia yang dinamis. Tidak ada salahnya curi start, karena hal ini  dapat membantu Anda beradaptasi dengan berbagai tren konsumen pasca pandemi.

TADA telah membantu banyak bisnis membuat perangkat lunak dan aplikasi yang paling sesuai untuk menjawab kebutuhan spesifik setiap bisnis. Kami berkomitmen untuk membantu Anda memutuskan strategi dan inisiatif yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis Anda. Request Demo Sekarang!

Request a Demo

Profile

Nida Amalia

A lifetime learner. SEO and Content Marketing Specialist who loves art, music, and movies.